Rabu, 11 Juni 2014

Negeriku Bukan Panggung Teater

Negeriku Amatlah Kaya.
Berilau kerlap - kerlip alamnya. Bertaburan emas dan permata dalam tambangnya. Gedung yang menjulang tinggi. Kebudayaan yang beragam. Manusia yang melebur dalam tentram. Cita - cita yang teramat banyak sangat, dan tinggi berlangit - langit. Negeriku kokoh berdiri. Satu, meski pulau di luar kotak, namun dalam lingkar.


Tapi... Negeriku Bukan Panggung Teater.
Bukan Negara yang semata bisa jadi tempat tontonan banyak orang. Hiburan. Dan pelampiasan kejenuhan. Bukan Negara yang bisa diatur dengan "Skenario" sembarangan. Bukan Negara yang bisa dikendalikan oleh "Sutradara" sembarangan. Negeriku punya visi dan misi jelas yang tak dapat kau ganggu gugat. Negeriku adalah karunia Tuhan, Sang Sutradara Kehidupan. Pemilik "Skenario" dari "Naskah" yang sesungguhnya. Untuk memajukan dan menghidupkan kesejahteraan Indonesia. Campur tangan "Kalian" tak memberi arti dalam diri. Hanya merusak, tak berniat memajukan Negeri ini sejak awalnya. Karena kalian bukan dari sini.


Negeriku Bukan Panggung Teater.
Bukan Negara yang berisikan banyak kedok. Bukan Protagonis yang berwatak baik, santun dan manis - manis gula. Namun, dibaliknya justru Serigala berbulu Domba. Bukan Antagonis yang berwatak galak, menghentak - hentak dan ganas pedas. Yang kenyataannya berotak kadal Mars. Bukan juga yang berisikan tokoh Gadungan, yang semata - mata dapat dikendalikan layaknya Boneka. Memang, kuakui, dalam negeri ini banyak sekali Tikus Berdasi, Penjilat Jalanan dan Oknum Boneka. Tapi bukan berarti Negeri ini ladang konotasi. Kami punya banyak prestasi, Orang - orang yang berprestasi dan juga pencetus bermacam bentuk regenerasi.


Negeriku Bukan Panggung Teater.
Bukan lahan aktor yang diatur oleh Sutradara. Pemerintahan kami jelas. Mengemban visi dan misi nyata untuk Indonesia berjaya. Meski terjadi simpang siur, lemparan kerikil dan hujatan terhadap pemimpinnya. Bukan Negeri yang penuh properti kawakan. Yang menutupi keasliannya. Yang menutupi kepalsuannya. Kami berusaha untuk bergerak, mengusir para "Pembuat Properti" yang berusaha meraup "Lahan Negeri" untuk meninggikan keegoisan dirinya, kepentingannya semata.


Negeriku Bukan Panggung Teater. ... ...

Selasa, 10 Juni 2014

Lubang Di Dalam Hati

Kubuka mata dan kulihat dunia
Tlah kuterima anugerah cintaNya
Tak pernah aku menyesali yang kupunya
Tapi kusadari ada lubang dalam hati

Kucari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Kumenanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini kucari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

Kumengira hanya dialah obatnya
Tapi kusadari bukan itu yang kucari

Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan kuyakin kau tak ingin aku berhenti

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini kucari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini kucari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang kan mengisi lubang di dalam hati

By : Letto

Minggu, 08 Juni 2014

Ketika Mawar Itu Mekar ...

Kuncup mawar itu masih tampak mungil.
Pertama kali aku menemukannya, dia tertunduk malu di antara tebaran kelopak bunga di taman. Warnanya merah cerah. Begitu kecil. Begitu mungil. Kuambil, dan kutaruh dia dalam pot bersama bunga lainnya. Bersama itu, kuharap dia berusaha berjuang untuk mengejar cita - citanya yaitu mekar laksana mahkota nirwana yang berkilauan, betapa indahnya.

Lalu bunga itu mulai tumbuh.
Hari demi hari, dia tampak lebih tinggi. Dari yang dulunya mungil, kini terlihat lebih bisa membanggakan. Dia mulai belajar mengendalikan emosi. Saat dia sendirian, menghadap pada Tuhannya, emosinya padam. Menyatu bersama hidayah-Nya. Dia mulai belajar sabar. Tatkala hingga menjadi besar, sedikit demi sedikit kesabaran itu memupuk untuk menumbuhkan. Dia mulai belajar mandiri. Tekadnya yang tegar berdiri. Meski sempit tempatnya menyendiri, dia tak lelah hati untuk mengerti bagaimana luasnya dunia ini dapat dijalani. Dan dia mulai belajar menghargai. Menghargai waktu, mengisinya dengan kegiatan dan hal - hal yang bermanfaat, meski terkadang hal tersebut bukanlah tugas yang bisa dilakukannya saat itu.

Dan Ketika mawar itu Mekar.
Sungguh Keajaiban. Dia mekar begitu indahnya. Begitu anggunnya. Betapa sungguh, seperti Bidadari turun dari Surga tatkala itu merekah. Dia begitu cantik dan manis. Kelopak merahnya mekar melebar. Begitu merah warnanya. Bagai hati yang tengah bahagia. Meski tumbuh duri, itu untuk melindunginya dari segala mara bahaya. Menunjukkan dia mampu mengatasi segala permasalahannya yang dia terima. Meski terkadang berat, dia mampu tersenyum bersama kemekarannya. Dan Mawar itu indah, kukembalikan ia bersama bunga lainnya di taman sana. Meski aku tak bisa memiliki, setidaknya dia berada di tempat yang tepat. Tempat dia nyaman bersama teman - temannya.

Sabtu, 07 Juni 2014

Belum Sanggup Meninggalkan

Tahun ini dan pada periodeini, salah satu tempatku bernaung melakukan regenerasi. Ya, kegiatan yang mengikutsertakan berbagai angkatan dan tingkatan. Dari muda yang masih perlu banyak sekali bimbingan hingga tua yang sebentar lagi menempuh wisuda. Semua dituntut berpartisipasi untuk kelangsungan kepengurusan yang lebih baik nantinya, yang lebih bisa membawa kepemimpinan kedepannya.

Aku,
Aku berada di posisi harus meninggalkan.
Dan seraya aku belum sanggup.

Banyak yang bilang, masa - masa ini adalah masa kesenangan, masa kebahagiaan. Dimana aku dan seluruh kawanku nantinya akan digantikan oleh mereka yang muda, adik - adikku. Untuk belajar memegang tanggung jawab dan meraih kepemimpinan. Namun aku masih tak dapat tersenyum.

Dada ini masih terasa sesak saat harus sudah meninggalkan mereka. Aku harus beranjak dari tempatku duduk sekarang ini dan membiarkan mereka mendudukinya. Ini bukan perkara takmu pergi atau apalah. Aku hanya tak tega melihat mereka nantinya. Melihat mereka di atas angin dan harus menghadapi beberapa jenis hujan yang belum mereka ketahui sebelumnya.

Kamu tahu, Aku belum mampu.
Merasa belum memberikan yang terbaik pada mereka.
Dan mereka dituntut untuk bisa. Sungguh.

Apakah aku harus tertawa ?
Ketika jabatan dipindahtangankan, sedangkan aku belum tahu apakah mereka nanti juga turut tertawa.
Apakah aku harus tersenyum ?
Meski terkadang dituntut untuk selalu senyum, dan nantinya juga kekhawatiran itu hanya berupa senyum.
Apakah aku harus bahagia ?
Turun tahta dan melihat mereka, adik - adikku, penerusku, melakukan yang sekadarnya bisa.

Apakah aku tak boleh menangis ?
Melihat mereka nanti menyesak tangis. Semua pekerjaan dan hasil tertepis dan terkikis.
Apakah aku tak boleh berteriak ?
Menghujam beban, menampar omongan kalian yang menyatakan aku harus senang penuh riak.
Apakah aku tak boleh gempar ?
Setiap kali berkata itu, pada akhirnya hanya kritik cemooh kan yang keluar.

Bukannya aku tak percaya pada adik - adikku yang manis.
Aku percaya. Bahkan sangat percaya bahwa nantinya mereka akan memimpin lebih baik dari pada aku dan generasiku. Namun, sebagai kakak aku hanya merasa khawatir pada apa yang aku lepas dan kupindahtangankan kepada mereka. Berharap saja. Nantinya mereka akan nyaman pada tingkatan itu, tidak mengeluh, meski hujan badai datang.

Tetap. Masih belum sanggup meninggalkan.
Meski aku tidak berada di dalam sistem, semoga tetap bisa mengontrol sistem.

# Rio Suryo W, Kepala Departemen Luar Negeri HIMA ELKA PENS 2013/2014

Jumat, 06 Juni 2014

Teman, Ya... Boleh Jadi.

Boleh jadi,
Kau meminta Matahari menemanimu lewati hari, tapi dia pasti pergi ketika senja datang. Apakah kau kecewa dengan perbuatannya ? Padahal dia tengah menuju sisi lain Bumi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. Setelah itu, akankah kau berprasangka buruk terhadapnya ? Hingga sampai tak menganggapnya teman ?. Meski Esok Hari dia tetap kembali bersamamu. Pikirkanlah.

Boleh jadi,
Kau meminta Bulan menjagamu dalam pekatnya malam, tapi kau tak melihatnya saat matamu terbuka tatkala pagi. Apakah kau berpikir dia meninggalkanmu ? Padahal dia tetap mengawasimu meski terhalang siang dan bayang Bumi. Setelah itu, akankah kau berpaling dari Purnama ? Hingga sampai menutup mata ?. Meski malam nantinya akan mengantarkan dia ke sampingmu. Renungkanlah.

Boleh jadi,
Kau meminta Bintang selalu menerangi aktivitasmu, tapi mereka terlihat padam saat awan mendung datang. Apakah kau pikir mereka sengaja sirna ? Padahal mereka tetap bersinar terang di antara sela - sela awan lepas. Setelah itu, akankah engkau merunduk tak menantinya ? Hingga tak ingin menatapnya lagi ?. Meski dia tetap menerangimu tak peduli siang ataupun malam. Resapilah.

Boleh jadi,
Semua ini apa yang kau rasakan dalam harimu. Pada temanmu. Bersama kawan dan sahabatmu. Pikirkan, renungkan dan resapi. Ketika mereka pergi dan sejenak menghilang dari atmosfer diri, belum tentu mereka hilang selamanya. Boleh jadi ada hal yang memang tak seharusnya kita ketahui.
Ya... Boleh jadi..


Author : Rio Suryo W

Senin, 02 Juni 2014

Akibat Sering RePost

Memposting postingan orang lain menjadi postingan kita, terkadang di Blog atau status jejaring sosial lainnya namun masih mencantumkan nama penulisnya sangatlah sering dilakukan apabila postingan tersebut memang sangat menarik minat kita. Istilahnya RePost. :D . RePost banyak sekali dilakukan oleh para blogger, orang yang suka baca, calon penulis dan banyak lagi yang punya hobi atau kegemaran dalam bidang sastra.

Efek RePost bisa mempegaruhi banyak orang dan berbagai aspek. Ketika RePost suatu posting milik orang lain, kalau kontennya mengena pasti di-Like. Apalagi yang sering posting di Facebook, langsung banyak yang nge-like dan comment. Contohnya ketika RePost status milik seorang penulis terkenal. Baru di-post saja, beberapa detik kemudian langsung berkerumun tuh yang para komentator – komentator seantero internet. Dan pertanyaannya di sini cuma satu, yang disukai itu postingan kita atau postingan seseorang yang kita RePost ? Ini perlu dipikirkan.

Ingat, apa yang disukai mereka bisa jadi bukan postingan kita, tapi apa yang kita posting, yang sejatinya memang bukan bikinan kita melainkan bikinan orang lain yang namanya juga sudah cukup terkenal. Memang RePost itu boleh dan tidak dilarang selama selalu mencatumkan nama dan bukanlah pembajakan. Tapi itu juga secara tidak langsung membatasi kita untuk berkreasi. Dengan memposting terlalu sering postingan orang lain, terlalu sering pula kita tidak mengkreasikan kreativitas kita. Perhatikanlah.

Aku juga sering melakukannya. Awal – awalnya juga nggak apa – apa.Namun lama – kelamaan aku jadi terjerumus dan sering meRePost. Dan tatkala itu ada yang menegurku mengenai postinganku, “Kalau pendapat sendiri pasti lebih keren”. Begitulah yang dikatakan ‘Sang Kritikus’. Jadinya aku mencoba sedikit demi sedikit mengurangi RePost. Agar aku bisa berkreasi dengan caraku.
Terima Kasih Sang Kritikus :D

Sabtu, 31 Mei 2014

Tidak Seperti Novel

Hidup ini tidak seperti novel, yang kalau halaman sekarang terasa sesak, sedih, menyakitkan, penuh masalah, maka dengan bersabar membaca 10, 20 halaman berikutnya semua selesai, berubah jadi membahagiakan.

Di kehidupan nyata, kita bahkan perlu 10, 20 hari, bulan, bahkan tahun harus terus bersabar agar semua selesai, berubah jadi membahagiakan. karena itulah, menjadi dewasa oleh kehidupan, memiliki pemahaman baik karena proses kehidupan, akan menjadikan seseorang lebih kuat dan lebih kuat lagi.

# Tere Liye

Jumat, 30 Mei 2014

"Setidaknya"

Setidaknya, perhatikan hembusan angin yang melewatimu.
Bisa jadi, dia membawa berita penting untukmu, kabar genting yang menderu,
Menawar untuk melepaskan kegelisahan dalam hembus nafasmu,
Atau hanya kau anggap sebagai angin lalu ?

Setidaknya, ikuti air mengalir di antara sungai.
Bisa jadi, dia mengangkut berjuta perangai, yang masih kau andai - andai,
Yang masih menggantung gelayutan di tangkai - tangkai,
Atau kau mungkin memang tak mau memulai ?

Setidaknya, hapus kusam yang menempel di tembok jalan.
Bisa jadi, merekalah yang menghadang harapan, menutup jalan ke depan,
Hingga langkahmu tak maju ke kiri ataupun kanan,
Atau memang bagimu itu hanya perumpamaan ?

Setidaknya, jangan biarkan api itu membakar hebat.
Bisa jadi, dia bisa menimbulkan jerat, melahap prosesmu menangkap kilat,
Panasnya melahap kesenangan hari menjadi kesedihan kuat - kuat,
Atau kau pikir mereka itu tak bisa berbuat ?

Perhatikanlah, kawan.
Terkadang semua tak berjalan sesuai rencana pada awalnya.
Semua melihat dalam proses bersangkutan yang semestinya.
Tak mungkin kau merasa semilir tanpa angin berhembus dahulu.
Tak mungkin kau melihat hulu tanpa mengikuti arus hilir.
Tak mungkin kau paham bersih tanpa menghapus apa itu kusam.
Tak mungkin kau bisa memadamkan tanpa tahu cara mempertahankan.

Proses sungguh begitu penting.
Setidaknya, perhatikanlah dan jadilah insan yang bermanfaat.
Bagi diri dan sesamamu.


Author : Rio Suryo W

Senin, 26 Mei 2014

Yu-Gi-Oh! , Ending

Tabung kaca, Berkilau-kilauan
Aku menunggu di Lab Fisika
Tangan yang dingin Saling bertemu
Dengan begitu akan jadi terasa hangat

Siraman semangat
Aku ingin curahkannya padamu
Akan selalu kutopang dirimu
Yang kesepian itu

Siraman semangat
Kau tidaklah seorang diri
Lingkaran persahabatan kita
Kan slalu menjagamu

# Ending Yu-Gi-Oh!, Indonesia Version

Minggu, 25 Mei 2014

Shoot, OP 1

Setiap saat bayang slalu hadir menerpa
walau pikiranku slalu dipenuhi kebohongan
Namun semua membuatku sangat suka
Karna semua beban berat tak kurasakan

Rasa itu selalu ada dalam hatiku
Membuat gelora membara di setiap langkahku
Genggam erat semangat di setiap nafasku
Oh kini semuanya tlah mulai berubah

Kebahagiaan bukan kebohongan
Kan kubuktikan semuanya padamu
Bahwa diriku tak pernah berubah
Karna dirimu

Kepercayaan kunci kemenangan
Kan kutuliskan di dalam ingatan
Kau berikan sinar kekuatan
Hingga ku tegar

# Opening 1, Anime "Shoot", Indonesia Version

Sabtu, 24 Mei 2014

Ne Nande

Dicintai oleh dirimu, Bagai lukisan senja di sore hari
Setiap kali aku sedang berduka, Kau pasti yang slalu menghiburku

Di saat aku berjalan sendirian, kau selalu ada di belakangku

Walaupun kadang ku sakiti dirimu
Kau diam dan tetap menanti diriku

Katakanlah sesuatu pada diriku
Andaikan aku mampu melakukannya
Pasti akan ku balas kebaikanmu itu

Pasti akan selalu kulindungi dirimu
Tetapi kenapa, tapi kenapa
Tak pernah bisa kulakukan semua

# Ne Nande , Indonesia Version
:: Ending 1 , anime "Trouble Chocolate" ::

Jumat, 23 Mei 2014

10 Kepribadian Luar Biasa

1. TULUS -- Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

2. RENDAH HATI -- Hanya orang yang kuat batinnya yang bisa bersikap rendah hati. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.

3. SETIA -- Orang yang setia bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak berkhianat.

4. POSITIVE THINKING -- Orang berpikiran positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun.

5. CERIA -- Artinya bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh, dan selalu berusaha meraih kegembiraan.

6. TANGGUNG JAWAB -- Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau salah, berani mengakuinya dan tidak mencari kesalahan orang lain.

7. PERCAYA DIRI -- Mampu menerima dirinya sebagaimana adanya,
menghargai dirinya dan orang lain. Juga mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

8. BERJIWA BESAR -- Ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar!

9. EASY GOING -- Maksudnya, tidak suka membesar-besarkan masalah kecil atau berusaha mengecilkan masalah besar. Dia tidak mau pusing dengan masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. EMPATI -- Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
 

By : Hanifah Nur Aini

Air Mata

Menangis bukanlah sesuatu yang salah. Bukanlah sesuatu yang memalukan. Atau bahkan sesuatu yang dilarang. Menangis adalah ekspresi. Ketika semua masalah dan permasalahan serta cobaan yang menumpuk telah mencapai batasnya, saat kita sudah tak sanggup menahan sakitnya tepukan dari itu semua, terkadang air mata, dapat membawanya pergi bersama alirannya. Walau hanya sedikit mereka turut hanyut.

Keluarkan.
Keluarkan saja apa yang hendak kau keluhkan. Semua yang kau sedihkan dan semua yang menyakitkan. Keluarkan saja bersama air matamu. Dia akan sedikit mengurangi bebanmu. Atau kalau perlu, carilah sandaran untuk mengusir segala kegundahan. Banyak teman dan sahabat yang bisa kau elukan. Yang bisa kau singgahi untuk menetes sejenak.

Menangis saja. Keluarkan semua air matamu
Tapi jangan sampai air mata itu menunjukkan kelemahan, jadikan air mata itu untuk menunjukkan bahwa kamu kuat. Kuat menghadapi segala halang - rintang yang mengitari. Menangis memang boleh, dan terkadang diperlukan. Tapi jangan sampai terlarut dan terhanyut semakin dalam, sedalam isak tangis. Cukup sebentar saja. Dan bangkit kemudian. Menjadi lebih kuat.

Apakah menangis adalah tanda kelemahan ? Tidak juga.
Namun, kebanyakan orang yg melihat seseorang menangis, selalu beranggapan bahwa orang tersebut lemah. Sesungguhnya itu karena mereka tak dapat melihat arti dari air mata yg mengalir itu. Tak dapat melihat apa yg berada di balik bilik hati org itu. Tergantung apa yg kita tangisi dan untuk apa air mata ini ditangiskan, itulah yg menunjukkan kita lemah atau kuat.

Cukup sebentar. Cukup sebentar saja menangisnya. Jangan habiskan. Jangan keringkan semua sumber air matamu untuk hal yang tidak perlu, untuk hal yang tak cocok. Akan lebih baik jika air mata itu untuk hal yang membahagiakan dan spesial. Dan jangan biarkan air mata itu jatuh untuk orang yang sembarangan. Karena masih ada di sana yang berharap hanya untuknya air mata itu menetes. Dan berharap menjadi satu – satunya yang menangkap air matamu.

I wish that I could take it all away, and be the one who catches all your tears.

Author : Rio Suryo W

Sabtu, 17 Mei 2014

Engineer : Berkarya

Menjadi Engineer tidaklah membatasi kita dalam berkarya, bersastra, berkhayal, berimajinasi dan merealisasikan hobi. Yang mungkin tidak ada hubungannya dengan engineering.

Bisa saja kan. Seorang mahasiswa yang pada awalnya mereka tidak bermaksud untuk menjadi seorang engineer yang notabenenya selalu bergelut dalam bidang teknologi, terjebak dalam dunia engineer. Dan tidak semua mahasiswa ahli dalam hal tersebut. Meski semua itu bisa dipelajari sih. Tapi, terkadang hal tersebut malah membuat mahasiswa itu menjadi kaku dan hanya berenang - renang dalam kolam peraturan engneer.

Kalimat di atas menyatakan bahwa, meski berada dalam dunia engineering, bukan berarti kita harus mengubur dalam - dalam kesenangan dan keahlian kita. Dalam hal berkarya, tidak harus dalam bidang teknologi. Kita bisa membuat kerajinan, jika suka kreativitas. Mencetuskan produk makanan terbaru, jika hobi berwirausaha. Dan berkarya itu luas tak terbatas. Dalam hal bersastra, tak peduli siang malam, menulislah bagi yang suka menulis. Nilaikan tulisanmu, bisa jadi itu adalah jalan prestasi. Dan kalian yang suka bicara, bicaralah. Berpidato atau mengikuti serangkaian lomba debat. Meski Engineer kita tak boleh diam dan harus cakap. Dalam hal berkhayal, mungkin sebagian orang masih punya daya pemikiran seperti seorang anak kecil. Saat masuk dunia engineering dia tampak stress, karena terkadang dunia engineer berkecimpung dalam dunia logika. Tapi tetaplah berkhayal, karena tanpa itu hidup akan suram. Dalam hal berimajinasi, memanglah harus tetap dilakukan, imajinasi bisa memunculkan berbagai macam ide yang mungkin bisa terjadi di masa depan. Dan bicara soal hobi, lakukanlah. Jadikan hobimu ladang uang. Bisa jadi engineer malah akan tertarik dengan hobimu dan menguangkannya

Jadi, meski apa yang kau lakukan itu tak ada hubungannya dengan engineer, tetap lakukanlah. Selama itu ositif dan membuatmu nyaman serta tak mengganggu orang lain. ^_^

Kamis, 15 Mei 2014

Jangan Bilang

Jangan bilang Sayang, Kalau nantinya kau buang dan menghilang.
Jangan bilang Naksir, Kalau cuma terucap lewat bibir.
Jangan bilang Rindu, Kalau tak tahu makna dari merindu.
Jangan bilang Bahagia, Kalau hanya ingin pamer kekasih saja.
Jangan bilang Pengertian, Kalau kau tak paham yang namanya perasaan.

Jangan bilang Terluka, Kalau ternyata kaulah yang menggores luka.
Jangan bilang Patah Hati, Kalau dari awal kau memang punya “Hati”.
Jangan bilang Sakit, Kalau kesalahan dia yang selalu kau ungkit.
Jangan bilang Kecewa, Kalau tak bisa menerima dia apa adanya.
Jangan bilang Mati, Kalau tak mampu menjalani kisah sepenuh hati.

Jangan bilang Cinta, Kalau tak paham arti dari mencinta.
Jangan bilang Cinta, Kalau hanya karena keegoisanmu semata.
Jangan bilang Cinta, Kalau membuat dia terus menitikkan air mata.
Jangan bilang Cinta, Kalau tujuannya hanya harta, tahta dan permata.
Jangan bilang Cinta, Kalau janjimu ternyata hanyalah dusta.

Jangan bilang Punya Bekal, Kalau tak bisa menjalani cinta yang Halal.
Jangan bilang Setia, Kalau tak bisa mengajarkan dia tentang Agama.
Jangan bilang Suka, Kalau tak bisa menjauhkan dia dari pintu Neraka.
Jangan bilang Hakikat, Kalau tak bisa membimbingnya Dunia Akhirat.
Jangan bilang Selalu Menjaga, Kalau tak bisa menuntunnya menuju Surga.

Jangan bilang Kangen, Kalau ujungnya nggak bisa pegang Komitmen.
Jangan bilang Sempurna, Kalau akhirnya tak pernah ingin Melamarnya.
Jangan bilang Abadi Selamanya, Kalau nanti tak berani bertemu Orang Tuanya.
Jangan bilang Pengorbanan, Kalau kau tak berniat membawa dia ke Pelaminan.
Jangan bilang “I Love You”, Kalau nanti tak sanggup bilang “Aku ingin menikahimu”.


Author : Rio Suryo W

Selasa, 13 Mei 2014

Sungguh Menjengkelkan

Men-Tidak-kan yang sesungguhnya Iya.
Meng-Iya-kan yang sesungguhnya Tidak.
Menyalahkan yang sepatutnya benar.
Membenarkan yang seharusnya salah.

Sungguh, Kabut cermin ilusi ini,
Selalu menghantui Pikiran kotor manusia,
Melekat dan menempel susah sekali,
Hanya demi cari aman dan keegoisan semata.

 Author : Rio Suryo W

Senin, 12 Mei 2014

Rindu Itu Tak Ada "Bandrol"-nya

Rindu ....
Rindu adalah perasaan yang muncul ketika kita sangat ingin sekali bertemu dengan seseorang. Baik itu orang tua, teman, pacar, hewan peliharaan dan lain - lain. Tak pernah kita ketahui kapan rindu itu akan datang. Tanpa kompromi. Tiba - tiba dia sudah ada di depan mengetuk pintu hati kita. Membawa aroma seseorang yang membuat kita ingin sekali bertemu dengannya. Seseorang yang selalu mengisi pikiran kita dengan nama dan semua tentangnya. Duh, betapa Rindunya.

Di saat - saat itu, biasanya muncul pada seseorang yang sedang Jatuh Cinta. Aduhai, betapa indahnya Cinta itu. Rindu itu begitu membiru. Membekas kuat di sanubari, laksana Stiker yang sudah bisa ditempel ditambah lem lagi. Melekat kuat. Jadinya kita ingin selalu memiliki, memendam serta mencurahkan semua Rindu yang siap meledak ini. Rindu yang siap mekar dan menaburkan serbuk sarinya kepada dunia dan kumbang - kumbang yang tengah bersembunyi dibalik dedaunan.

Ngomong - ngomong soal rindu, bisa dikatakan rindu itu juga kebutuhan. Ibarat bahan pokok, rindu pasti sangat harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang jatuh cinta. Untung saja rindu ini gratis. Jadi setiap saat kita bisa merindu tanpa khawatir memikirkan berapa harga yang perlu kita beli hanya untuk memiliki sekecil rindu. Jikalau rindu itu punya label harga atau yang biasa disebut dengan Bandrol maka bayangkan saja, jika 1 rindu dihargai 1000 Rupiah, dikalikan jumlah rindu kita perharinya, dikali perbulannya, tahun, banyaknya umur kita. Wow, sudah banyak sekali rupiah yang kita keluarkan untuk membeli berkantong - kantong rindu. Tapi untunglah rindu itu tak ada bandrolnya. Jadi kita bebas sebebas - bebasnya merindu. Hahaha.

Namun jangan salah. Meski suatu saat nanti, Rindu itu akan berbandrol nantinya, pasti mereka yang amat jatuh cinta dan ingin merindukan seseorang akan membeli tak peduli berapapun harga rindu itu sendiri. Bahkan mereka mungkin bekerja mati - matian hanya untuk membeli sepotong rindu. Tak peduli rindu itu dijual oleh pedagang yang mengarungi 7 lautan. Tak peduli dimanapun toko rindu itu bersembunyi di reruntuhan. Tak peduli itu di puncak Himalaya pun, mereka pasti akan membeli dengan harga yang tak pernah dipikirkan sebelumnya. Bahkan bisa jadi rebutan. Hahaha.
Sungguh menggelitik sekali.

Tapi untungnya rindu yang hakikatnya sangat indah itu tak ada "Bandrol"-nya. Jadi kita bisa menikmati rindu tanpa harus memikirkan berapa harga perasaan itu. Dan rindu pun akan terobati nantinya dan indah pada waktunya.

Minggu, 11 Mei 2014

Ruang Rindu

Di daun yang ikut mengalir lembut
Terbawa sungai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta
Menghirup rindu yang sesakkan dada

Jalanku hampa dan kusentuh dia
Terasa hangat di dalam hati
Kupegang erat dan kuhalangi waktu
Tak urung jua kulihatnya pergi

Tak pernah kuragu dan selalu kuingat
Kerlingan matamu dan sentuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna
Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada

Kau datang dan pergi begitu saja
Semua kuterima apa adanya
Mata terpejam dan hati menggumam
Di ruang rindu kita bertemu

# Letto, "Ruang Rindu"
:: Di Ruang Rindu Kita Bertemu :D ::

Sabtu, 10 Mei 2014

Terima Kasih Kampus Teknik

Kampus teknik mengajarkanku tentang pentingnya kebersamaan.
Tentang non diskriminasi gender laki-laki dan perempuan, solidaritas antar rekan yang berujung persahabatan erat hingga persaudaraan.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa waktu itu penting.
Tentang bekerja keras setiap hari, pagi siang malam bahkan sampai pagi lagi, mengerjakan sesuatu dengan cepat dan teliti, yang seringkali dikarenakan deadline yang singkat tak peduli situasi dan kondisi pribadi.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa analisa itu perlu.
Tentang proses yang tak boleh lambat, pengukuran yang akurat, perhitungan prosentase kesalahan dengan tepat, dan algoritma pemikiran yang sistematis serta cermat.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa kreatifitas itu nomor satu.
Tentang analisa kelebihan dan kekurangan teknologi yang selalu berubah seiring berjalannya waktu, mengharuskan untuk berinovasi menghasilkan produk yang baru.

Seringkali orang awam berpikir kampus teknik itu kaku, lihat saja gedungnya yang mayoritas bersudut siku, masyarakatnya yang beraktifitas tak kenal waktu, tapi merekalah calon punggawa teknologi terbaru, senantiasa menganalisa dan belajar dari masa lalu, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi hidupmu bahkan anak cucumu.

Kampus teknik beralmamater abu-abu, terima kasih telah membimbing dan mendewasakanku.

Author : Febrina Anggita

Jumat, 09 Mei 2014

Kaktus

Panas ....
Sinar mentari selalu menyengat ubun - ubun.
Membakar bersama suhunya yang tinggi.
Tak peduli dimanapun.
Bahkan di padang gersang sekalipun.

Dingin ....
Begitu menusuk, ketika bulan dan bintang muncul.
Di kala malam menyelimuti kalbu.
Ketika angin berhembus bebas.
Ketika suara sunyi senyap.

Itu yang kurasa, itu yang kurasa ...
Itu yang kurasa, setip harinya ...

Aku sendiri di tanah terasing.
Tanah tak terjamah, bersama hamparan pasir nan luas.
Aku sendiri di kebun mati.
Kebun yang sepi, hanya jenisku yang dapat tumbuh.
Aku sendiri di kekeringan.
Saat sang air enggan, melintas di bawah kaki - kakiku.
Aku tertawa di keheningan.
Saat tak ada siapa - siapa yang mendengar dan di dengar.

Aku kaktus kecil, mungil.
Berharap uluranmu, berharap kasihmu,
Berharap candaanmu, tapi apalah aku di padang gersang .
Aku kaktus hijau, pucat.
Energi yang terkuras, melawan panas dingin kejam.
Atmosfer terarah yang tiada arah.
Aku kaktus berduri, tajam.
Kulitku, tatapanku, ucapanku.
Semuanya pasti tersakiti kala menyentuhku.
Aku kaktus sebatang kara, Bebas.
Berdiri sejenak, sekelilingku kosong tiada bekas.
Ingin berlari tak bisa, bebas yang tertahan.

Berharap aku selalu bugar.
Tanpa kering yang menghantui.
Meski aku, punya bekal untuk digunakan.
Berharap hujan menets deras.
Membanjiri lahan aku berpijak.
Meski aku, harus membusuk menampung air.

Aku hanyalah kaktus.
Kaktus yang berjuang untuk menunggu.
Hancur di alam dengan segala kekuatannya.
Ataukah hancur di pot dengan energi tak berukuran.
Aku hanyalah kaktus... Itu saja...

Rabu, 30 April 2014

Bunga

Senyuman itu begitu menyejukkan.

Engkau yang tumbuh bersama rumpun padi.
Mekar merekah, di antara ilalang – ilalang yang tinggi menjulang. Bersama bulir padi yang kering menguning, melantunkan syair kehidupan yang tumbuhkan keyakinan. Laksana mentari di nadi senja yang terbenam di balik reruntuhan.

Engkau berbinar di antara warna.
Indah. Terpancar kuat pesona mahkota yang kau berikan. Secerah itu, warnamu tak pernah redup, meski Mega bercampur menjadi gelap. Halangi cahaya. Namun terangmu tetap mempesona. Terbangkan angan melayang – layang di angkasa.

Engkau setangkai yang teguh berjuang.
Menapak jejaki Bumi. Hadapi segala panas hujan serta badai. Berjuta musim datang engkau tepis dengan semangat dan pengorbanan, dengan ilmu dan keberanian. Menghalau halang rintang, untuk mekar dan berkembang lebih, bersama kawan dan para sahabat.

Engkau semerbak mengisi ruang udara.
Keharumanmu, melebur bersama kelopak yang berterbangan. Berhembus di setiap helai dedaunan yang melambai malu. Namamu, selalu terbersit dalam nafas terhembus, dalam angin malam, dalam mimpi, imajinasi dan keajaiban, serta perasaan.

Engkau yang elok dalam pikiran.
Selalu. Munculkan bayang – bayang tulus. Bayang – bayang lucu. Bayang – bayang lugu. Dan khayalan penuh kilauan kelabu. Akarmu tertancap kuat dalam akal. Daunmu bertebaran lebat mengerumuni setiap sudut imajinasiku.

Engkau yang tumbuh di dalam hati.
Sejukkan diriku. Senyumkan hari – hari. Mengetuk kehampaan ruang kosong di sudut gelap tak bercahaya. Memberi semangat, meski hanya sekedip mata yang kau pancarkan. Aku ingin mengingat semuanya. Dan tak ingin kehilangannya.

Jadi, Bolehkah aku memetikmu ?

Selasa, 22 April 2014

Memilikimu

*Memilikimu

Saya mencintai sunset,
menatap kaki langit, ombak berdebum
Tapi saya tidak akan pernah membawa pulang matahari ke rumah,
kalaupun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyukai bulan,
entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana
Tapi saya tidak akan memasukkannya dalam ransel,
kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyayangi serumpun mawar
berbunga warna-warni, mekar semerbak
Tapi saya tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar
tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah saya lakukan

Saya mengasihi kunang-kunang
terbang mendesing, kerlap-kerlip, di atas rerumputan gelap
Tapi saya tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan
tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah saya lakukan

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki

Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang

Egois sekali, Kawan, jika tetap kau lakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati

Selalu begitu, hingga akhir nanti.

Author : Tere Liye

Memilikimu

Saya mencintai sunset,
menatap kaki langit, ombak berdebum
Tapi saya tidak akan pernah membawa pulang matahari ke rumah,
kalaupun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyukai bulan,
entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana
Tapi saya tidak akan memasukkannya dalam ransel,
kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyayangi serumpun mawar
berbunga warna-warni, mekar semerbak
Tapi saya tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar
tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah saya lakukan

Saya mengasihi kunang-kunang
terbang mendesing, kerlap-kerlip, di atas rerumputan gelap
Tapi saya tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan
tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah saya lakukan

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki

Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang

Egois sekali, Kawan, jika tetap kau lakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati

Selalu begitu, hingga akhir nanti.

# Tere Liye

Kamis, 17 April 2014

Memories

Di saat aku masih kecil,
Aku selalu diikuti oleh peta harta karun di dalam pikiranku.
Yang membimbingku menuju impian yang kujanjikan.
Tidak akan kalah dari seseorang yang tak dikenal.

Memang benar bahwa mimpi itu masih belum terwujud.
Namun jika dunia berganti,
Kau bisa membawaku dari saat aku tak tahu apapun.
Bawa aku bersamamu dengan begitu kenanganku tak akan pudar.



One Piece, Ending 1

Minggu, 13 April 2014

Sajak Jangan Habiskan

Kawan, jangan habiskan air mata menangisi seseorang
yang jangan-jangan tidak pernah menangis untuk kita

Jangan habiskan waktu memikirkan seseorang
yang boleh jadi tidak pernah memikirkan kita

Hidup ini memang kadang ganjil sekali,
Ada milyaran orang, tapi kita menambatkan hati
Ada berjuta kesempatan, tapi kita memilih satu saja

Hidup ini memang kadang rumit sekali,
Ada banyak hari esok, tapi kita tidak beranjak
Terlalu banyak hari kemarin, tapi kita terus terbenam

Aduhai, hidup ini memang kadang menyebalkan sekali,
Ada begitu banyak tempat, tapi kita masih di situ-situ saja
Ada begitu banyak pilihan kendaraan, tapi kita tidak segera naik
Masih saja di sana. Menatap kosong kesibukan sekitar.

Sungguh, jangan habiskan waktu kita
Untuk seseorang yang tidak pernah tahu
Bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.

# Tere Liye

Kamis, 10 April 2014

Rambut Ayah Dan Ibu Mulai Memutih

Engkau ingat, Ibu, Engkau mengandungku dari aku masih janin hingga aku bayi, 9 bulan lamanya dalam rahimmu. Tak pernah kau gusar merawatku. Tak pernah kau menyesal akan kehadiranku. Tak pernah marah meski sesekali ku menendang – nendang dalam perutmu. Justru Engkau tersenyum bahagia sekali dengan tingkahku.
Engkau Ingat, Ayah, Engkau berkerja banting tulang. Mencari penghidupan demi menjaga asupan untuk diriku. Yang tengah bertanya – tanya, siapa orang tuaku ? seperti apakah wajah mereka ? Karena sekelilingku masih dinding rahim Ibu yang melindungiku. Dan masih terjaga dari hembusan dunia luar.
Kini aku telah mengeja kata, menghitung angka dan menabung langkah. Aku juga telah mengenal wajah. Wajah kalian. Memahami segala perasaan dari cahayamu. Senang, sedih, marah, bahagia dan senyuman. Semua yang kalian curahkan hanya untukku. Dengan berjuta kasih sayang. Meski terkadang sesekali aku membuat kesal. Karena menuruti egoku yang penuh api, aku sampai pernah membuatmu menitikkan air mata. Namun kalian tetap mencurahkan segalanya untukku.
Sekarang aku tengah di perantauan. Mendaki gunung kehidupan untuk menuju puncak kemenanga. Dorongan dan semangat kalian telah membawaku hingga saat ini. Begitu besar jasa kalian, yang takkan pernah bisa kubalas semuanya. Meski segunung emas permata kuberikan,itu pun mungkin secuil dari apa yang telah kalian berikan kepadaku hingga kini. Hingga ku dapat berjalan sendiri dan terlepas dari belenggu utnuk mulai menjajak di tanah baru.
Ayah, Ibu, kini rambutmu telah memutih. Saatnya untuk dirimu mengistirahatkan punggungmu. Dan saatnya aku menggendongmu. Membawamu menjalani segala pahit manis yang diberikan Tuhan kepada kita. Hingga pada akhirnya aku bisa membalas budi kalian, meski nantinya sampai rambutku ikut memutih dan habis termakan usianya. Hanya satu yang ku ingin, untuk kebahagiaan kalian. :’)

Selasa, 08 April 2014

Hujan Sore Hari

Butiran kristal berkumpul bersama mendung yang bergulung - gulung. Mencair.dan meneteskan butiran yang membasahi pundakku. Sore ini, engkau pun turun lagi. Wahai hujan.
Pesanmu, lewat tetes airmu mengalir di sela tepi dedaunan. Merambat turun lewat tembok rumahku, menetes juga dari genting atapku, dan menggenang di halaman rumahku. Awanmu menderu ungu di angkasa sana. Anginmu menggebu bersama dinginnya hawa sore hari.
Hujan.
Kau biarkan airmu membasahi mereka yang kering. Mengaliri mereka yang gersang. Membangunkan mereka yang murung. Melepaskan dahaga yang menggerogoti relung - relung jalanan. Namun, apa yang telah kau dapat dari semua itu ? Tak ada. Mungkin hanya senyuman. Tau mungkin justru malah celaan yang tak henti - hentinya dilemparkan padamu. Karena tetesanmu meruntuhkan semua rencana mereka. Kesenangan mereka. Kepentingan mereka. Atau bahkan harapan mereka.
Hujan.
Gemuruhmu adalah ketegaranmu. Dengan beribu hujaman, kau tetap tak kenal lelah mengirimkan rezeki. Menyampaikan pesan dari Tuhan. Menggenangkan tiap kata dalam rintik - rintik. Menggoreskan kalimat tiap luapan. Dang mengingatkan tiap kilatan.

Senin, 07 April 2014

Memories

Di saat aku masih kecil,
Aku selalu diikuti oleh peta harta karun di dalam pikiranku.
Yang membimbingku menuju impian yang kujanjikan.
Tidak akan kalah dari seseorang yang tak dikenal.

Memang benar bahwa mimpi itu masih belum terwujud.
Namun jika dunia berganti,
Kau bisa membawaku dari saat aku tak tahu apapun.
Bawa aku bersamamu dengan begitu kenanganku tak akan pudar.


One Piece Ending 1

Sabtu, 05 April 2014

Mawar

Mawar, Bunga yang begitu indah.
Lambang cinta dan kebahagiaan.
Mahkotanya, adalah Permata dan pengetahuan yang begitu luas.
Tangkai duri, merupakan perlindungan dan ketegaran hati yang kuat.
Kasih Sayang, yang membuatnya indah laksana berkah.
Dan Perjuanganlah, yang mengharumkan nama Sang Mawar.
Hingga saat ini, Hingga detik ini .....

Author : Rio Suryo W

Jumat, 04 April 2014

Pantulan Cermin

Cermin.
Menunjukkan Siapa kita sebenarnya.
Memperlihatkan Apa kita sebenarnya.
Mengingatkan Bagaimana kita seharusnya.
Memantulkan Kelakuan kita Setiap harinya.

Dunia hanya ilusi, Dunia tiadalah abadi.
Mari kita bercermin dan berbenah diri.
Menjadi pribadi yang baik dan lebih baik lagi.

Author : Rio Suryo W

Rabu, 02 April 2014

Fantasia

Hai, hari ini sang surya tersenyum bersama pagi.
Merpati dan Kenari bernyanyi bersahutan.
Melantunkan nada tetesan embun pagi berjatuhan.

Hai, pintu imajinasi terbuka lebar di ufuk mata.
Ayo berlari, terbang, dan tersenyumlah.
Aku melihat, air mata dibalik senyummu itu.

Lihat, Apakah itu ?
Sebuah Istana
Istana berkemilauan es menghiasinya.
Istana dengan senyum mentari dan senja hari.

Lihat, Apakah itu ?
Seekor kuda putih
Kuda seputih butiran salju Antartika
Kuda secepat hembusan dan kegembiraan.

Dan Lihat, Siapakah itu ?
Selayaknya kita, selayaknya mereka.
Tengah duduk bertahta mahkota.
Bergandeng menyongsong negeri Permata.

Dan Lihatlah, Dimanakah itu ?
Di ujung masa depan.
Cerah, hangat, terisikan jutaan emosi.
Hasrat, serta kilauan cahaya Bumi Fantasi.


Author : Rio Suryo W

Kamis, 20 Maret 2014

Teringat Sesuatu

Apa yang ingin kukejar kini telah tergenggam,
Apa yang tergenggam kini hampir terbengkalai,
Ingin mengejar kembali tapi kaki terikat rantai,
Berusaha mengejar lagi dengan langkah dan berbenah.

Sabtu, 25 Januari 2014

Repost : Pipiriyai

Cinta adalah sebuah perasaan.

Untuk apa kau katakan cinta?
Nanti dia berubah menjadi perkataan, bukan lagi perasaan.

Untuk apa kau utarakan cinta?
karena bisa jadi dia ada di selatan.

Untuk apa kau kemukakan cinta?
karena cinta itu untuk hati bukan untuk muka.

Jika kau cinta karena hati, ia akan tumbuh menjadi perhatian.
Jika kau cinta karena muka, ia hanya akan ada di permukaan.

Makin banyak hati, akan menjadi hati-hati.
Makin banyak mata, akan menjadi mata-mata.
Maka jagalah hati, sehingga mata pun akan terjaga.
Jika mata biasa memandang hal kotor, hati pun terkotori.

Saat kau hanya ungkapkan cinta lewat kata,
nanti ia hanya akan menjadi ungkapan kata.
Jika memang cinta itu misteri, mengapa diungkapkan?
Sebab jika cinta terungkap, tidak akan menjadi misteri lagi.

Cinta adalah anugerah,
Bukalah jendela hati, agar ia tidak merasa gerah
Dan jika kau tidak percaya,
Bukalah pintu hati, agar ia mendapat cahaya.

Ada yang merasakan cinta segitiga,
Ada pula yang menginginkan cinta segitunya.
Sehingga ada yang mendapatkan sepertiga cinta,
Ada pula yang tampak seperti gak cinta.

Akankah kau percaya dengan orang yang bilang cinta mati?
Bilakah memang dia cinta mati, mengapa dia masih hidup?
Karena cinta yang membuat hati menjadi semakin hidup,
Maka hidupkanlah cintamu agar hatimu tidak mati.

Sebarkanlah cinta atas dasar ikhlas,
Agar kau semakin mencintai keikhlasan,
Cintailah Dia Yang Maha Indah, Yang mencintai keindahan.
Yang menjadikan rasa cinta ini menjadi terasa begitu indah.
Pipiriyai

Kamis, 23 Januari 2014

BERI AKU SAYAP (Tsubasa O Kudasai)

Jika aku diberikan sebuah pengharapan
Jika itu jadi kenyataan
Tolong beri aku sayap
Di punggungku, seperti seekor burung
Beri aku sayap berwarna putih

Aku akan mengepakkan sayapku di angkasa
Untuk terbang jauh
Bebas dari penderitaan di langit nan luas
Akan kukepakkan sayapku.... Menjauh...

# Nomura Tomoko (Great Teacher Onizuka 2012 Remake)

Minggu, 12 Januari 2014

Di Balik Kemudahanku ??? -_- -_-

Langit pun tak tersenyum bulan ini. Selalu dengan murung mendung, bersama tangisan – tangisan hujannya. Matahari pun terkadang juga nampak sebentar. Sekedar menyapa. Menyambut hari yang tengah aku jalani, atau apa. Entah.

Sesekali pernah terdengar. Omongan orang – orang sekitar. Keluarga, tetangga atau yang sering aku temui di sekian hari – hariku, sahabat dan teman – teman. Jika kalian bertanya, “Siapa sih Rio itu ?”. Jawabannya pasti berbeda – beda di setiap pemikiran orang. Banyak yang menilaiku ini orang yang baik. Dan tak sedikit pula orang menilaiku dengan keburukanku. Semua bebas menilai siapa aku, yang kutahu aku adalah “aku”. Dan yang mengetahui siapa aku sebenarnya hanyalah aku sendiri dan Sang Pencipta. Dan apabila kalian bertanya padaku mengenai siapa diriku, jangan berpikir aku orang yang hebat. Aku hanya manusia. Manusia yang harus memenuhi tugasnya di sepanjang jalan hidupnya, bersama kelebihan dan kekurangannya. Itu saja. Deskripsi aku baik atau buruk itu terserah penilaian kalian bagaimana kalian memandang seorang aku ini.

Dan apabila kalian sempat berpendapat, “Rio keren, apa yang dikecimpunginya pasti berhasil. Selalu disampingnya ada teman – teman yang akrab. Dan dirasa sekelilingnya itu mudah baginya. Sampai – sampai dia sering diandalkan oleh teman – temanya.”, yaitu pendapat seperti itu, tidak semuanya benar. Jangan anggap aku ini hebat, kuat, keren apalagi super. Tidak. Aku hanya manusia biasa. Sama seperti kalian. Yang kulakukan hanya melakukannya sebisa yang aku mampu. Apabila di mata kalian aku memang seperti itu, hanya satu yang dapat kuucapkan, Terima Kasih. Namun ingat bahwa aku ini hanya seorang manusia biasa yang sama seperti kamu, kalian, dia, mereka dan semuanya. Meski aku terlihat selalu dikelilingi kemudahan, aku selalu melihat titik hitam pekat tak pernah hilang di suatu sisi, saat aku menoleh.

Tapi, satu yang kuyakini. Di sini kita manusia, diberi kaki untuk melangkah menuju perubahan. Diberi pikiran untuk mengusung perubahan. Dan diberi hati untuk memimpin perubahan. Selama apa yang ingin kita lakukan dirasa kita mampu melaksanakannya, maka akan mudah bagi kita untuk menjalaninya, melakukannya dan mengerjakannya. Tanpa ada beban yang berat yang terpikirkan menghambat semuanya. Dan aku melakukan semua yang kulakukan sesuai denga porsi yang kurasa cukup untukku. Mungkin itu yang membuat perjalananku dirasa mudah. Dan mungkin itulah di balik kemudahanku...

“Saat kita hendak melaju menuju suatu titik, tetapi langkah yang diambil tidak disesuaikan dengan porsi kita, pastilah kita akan kesulitan dan tersesat. Meskipun itu di jalan lurus berkilo – kilo meter di padang luas tanpa obyek yang menghalangi.”
.........

Sabtu, 11 Januari 2014

Different

"Terkadang kita harus berbeda, tetapi tak lepas dari menjadi diri sendiri"

Selasa, 07 Januari 2014

Tetap Saja Aku Kalah

Jauh sudah aku persiapkan semua ini. Semangat, tenaga, bahkan hingga materi pun ludes. Hari ini pun hari terakhir dimana aku dan kawan - kawanku berperang menuju tes akhir. Awal, kami tengah tak berhasil. Bahkan mungkin gagal. Semua yang aku kerjakan tak ada yang menyala. Semua seperti mati tak bernyawa. Seakan menolakku. Hingga akhirnya aku tertunduk hingga pada hari ini.

Aku pun salah...

Aku berharap baik dan sempurna hari ini. Semua sudah ku persiapkan sematang mungkin. Ku periksa lagi tak ada yang cacat dan sebagainya. Namun aku pun salah. Pagi ini kuawali dengan hal buruk, kuanggap itu hanya sepele. Tak penting. Bahkan mungkin hanya selingan pagi. Detik, menit, jam kupenuhi dengan membaca dan menghafal. Hingga deadline yang ditunggu pun tiba.

Aku pun kalah...

Saat yang paling ditunggu. Yang paling dinanti. Yang paling membuatku tidak bisa bernafas lega selama ini. Sudah berdiri diambang pintu. Langit waktu itu rasanya gelap sekali. Pikiran kemana - mana nggak bisa fokus. Akhirnya giliranku datang untuk berperang. Saat itu tengah dikejar waktu. Sehingga aku lupa mana yang tadi seharusnya kupegang. Dan saat itu dimula, hancur sudah. Semua tak berjalan secara sempurna. Semua yang terencana hangus begitu saja. Hanya karena tergesa - gesa dan tak teliti. Itu saja. Hingga pada akhirnya aku seperti mendapat tamparan keras. Di sini aku memepelajari sesuatu. Sesuatu yang membuat aku bercermin kembali. Dan aku pun kalah. Oleh diriku yang lalai.

"Keberhasilan itu tak datang sendiri. Dia harus dijemput bersama usaha, semangat, ketelatenan, do'a serta pengorbanan. Dan mereka akan turut serta bersama manusia yang mengawali harinya dengan hal baik."

Senin, 06 Januari 2014

Keadaran Dan Toleransi

"Setiap orang punya titik kesadaran dan toleransi yang berbeda - beda, suatu saat pasti mereka menyadari kapan saat mereka tak dihiraukan."

Oleh : Akhmad Muhammad, D4 ELKA B 2011, PENS

Minggu, 05 Januari 2014

Usaha & Hasil

"Usaha maksimal sampai titik darah penghabisan-lah yang lebih patut dibanggakan"
Hasil hanyalah output dari suatu proses


Oleh : Hendhi Hermawan, ELKA 2006, PENS

Sabtu, 04 Januari 2014

Butuh Pemahaman

Saat ini, banyak sekali kalimat, ucapan ataupun kata - kata bermacam jenis ada dimana - mana. Banyak. Banyak sekali. Ada di sekitar kita, di sosial media atau di gadget masing - masing. Semua itu ungkapan hati dari masing - masing manusia. Aku sempat heran, meskipun saran dan kritik itu boleh dan bahkan perlu, cuma aku sempat berpikir mengenai hal yangg mengganjal. Contoh kecil saja misalnya status di jejaring sosial, ada 2 status yang sama, "Hidup itu indah". Yang anehnnya itu, "Penyuka" dan "Pengomentar"-nya itu responya tidak seimbang. satunya mendapat jumlah lebih sedikit dari yang satunya. Dan yang mendapat banyak itu rata - rata adalah status dari seorang penulis terkenal atau artis terkenal atau mungkin seorang motivator. Kenapa Ya ? apakah penulis itu lebih bijak dari orang biasa ? Lebih benar kata -katanya ? atau supaya agar ikut dikenal oleh orang terkenal itu sendiri ? Sebenar - benarnya kita itu sama. Manusa.

Juga ketika ada yang mengritik pedas karya sebuah tulisan orang lain. Entah puisi, cerpen bahkan kata - kata bijak semacam motivasi dan yang lainnya. Bahwa ada yang lebih baik dan lebih bagus serta lebih berbobot dari miliknya, katanya. Dan apakah setiap tulisan yang keluar dari curahan hati seseorang biasa hingga menjadi suatu karya adalah kesalahan ? kebodohan ? ke-alay-an ? Atau bahkan ketidakharusan ? Sebenar - benarnya kita itu sama. Manusia.

Kritik dan saran itu boleh. Bahkan dianjurkan. Tapi saat men-judge suatu karya, dalam bentuk apapun, sebaiknya kita bercermin dulu. Apakah kita sudah lebih baik ? Meski sudah berpengalaman, apakah saat zaman kita juga tidak seperti ini ? Semua karya dan hasil itu tidak main - main. Bukan hanya tulisan, mungkin juga lisan, konsep kegiatan, ataupun audio dan visual. Prosesnya pun tidak makan waktu yang begitu singkat dalam penciptaannya.  Lama. Lama sekali. Penuh nilai dan keringat di setiap titik usaha itu. Bahkan terkadang kejenuhan yang membuat kesal. Dan bukan saatnya kita men-jugde. Saatnya kita bercermin, karena setiap manusia itu punya karakter masing - masing, parameter masing - masing dan pemahaman masing - masing.

Kamis, 02 Januari 2014

Kepekaan Diri, Kepekaan Hati

Begitu banyak yang berlalu. Tak hanya hari ini. Tak hanya detik ini. Tapi bisa saja seminggu, sebulan, setahun atau bhkan sepuluh tahun. Selama hari yang berlalu itu, terukir begitu banyak hal yang mewarnainya. Begitu banyak cerita yang menghiasinya. Bersama angin yang menyejukkan, dan mentari yang menghangatkan. Di sela - sela itu, terdapat senyum dan tangis di setiap isak tawanya. Dan apakah kita menyadari makna di dalamnya ? Entah.

Bisa dibilang, manusia itu jarang atau bahkan tidak sama sekali memikirkan pa yang terjadi di sekitarnya. apa yang berlalu di depannya. Apa yang melintas di belakangnya. Hingga tak satu pun yang mendapat perhatian mata. Banyak insan yang mengeluh mengenai kehidupannya, kisah cintanya, keberuntungannya, mungkin juga sudah sampai keegoisannya. Tak ada yang tahu. Dan tak ada yang mau tahu. Itulah manusia.

Semua ini mengenai kepekaan diri. Di kala kita menapak Bumi, banyak sekali kejadian misteri yang melintas mengelilingi kita. Bahkan mengejar kita yang kita tak tahu. hingga jatuhlah kita dalam suatu keterpurukan. Hal itu karena kurangnya kepekaan diri kita, sehingga keluhan saja yang keluar dari mulut kita, dari pikiran kita, dari batin kita. 

Sebenarnya, Banyak nilai yang kita petik jika kita sudah terbiasa mengaktifkan kepekaan diri. Memahami segala arti perjalanan kehidupan kita sejak dini. Ditmbah kepekaan hati yang membuat tentram. Yang membuat senang. tanpa kita harus mengeluh karena kita tahu apa yang kita lakukan dan yang haurs dilakukan.

Pantulan Cermin

Aku dilahirkan sebagai aku, sebagai diriku sendiri.
bukan sebagai kamu, dia, bahkan mereka.
Begitu pula kalian semua yang telah dilahirkan.
Karena tiap manusia punya peran khusus di bumi.
Bersama kelebihan dan kekurangannya...

Rabu, 01 Januari 2014

1 Januari 2014

Judul yang aneh. Di saat banyak insan yang menyerukan kata "Tahun Baru" di tanggal itu. "Jadi, kenapa kau tulis begitu ?". Tidak ada apa - apa. Hanya saja aku ingin menulis seperti itu. Hidup ini penuh resolusi, revolusi atau bahkan reformasi. Di hari ini, Malam ini, Jam ini, menit ini dan detik ini pun bisa dikatakan awal dari resolusi tahun. Untuk tahun yang lebih baik. Yang diwarnai berbagai bentuk ekspresi ....

"Kau tahu, di luar sana banyak sekali kembang api berterbangan. Meledak indah. Cahayanya merekah kemana - mana. Warna - warninya gemilang gemerlapan. Mulai dari anak - anak hingga dewasa tengah melihatnya. Melihat pesta kembang api itu. Dari Lapangan, Jalan, Bukit Lembah bahkan atas gedung tinggi. Semua terjaga matanya untuk melihat keindahan itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya duduk melihat dari balik kaca. Dari balik jendela. Tak beranjak keluar. Apalagi melompat memaksa. Cahayanya terpantul oleh kaca. Menerobos sela - sela jendela. Membuat tembok kamarku kelap - kelip berirama.

"Kau tahu, banyak dari mereka, anak - anak, remaja, orang tua menyalakan kembang api. Bermacam jenis. Bermacam bentuk. Bermacam pula indahnya. Tak lupa, terompet bergeming dimana - mana. Ditiup siapa saja. Dimainkan banyak juga. Mainan khas ini tak pernah sirna di tanggal ini tiap tahun. Guna menambah ramai. Menambah kesenangan di setiap orang. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya terduduk di kursiku. Tertunduk di kalbuku. Dan tertegun di bawah palung hidupku. Aku menggenggam berratus kata -kataku. Berjuta renunganku. Dan bermilyar kesempatan serta rencanaku. Yang kupikir, akankah aku bisa lebih dari itu ?

"Kau tahu, roda - roda ada dimana - mana. Melaju. Mundur. Berputar berkeliling jalan. Menggebukan diri, menyibukkan diri, bersama joki yang menungganginya. Konvoi memenuhi jalanan ynag luas dan lebar. Serasa tiada jalan tanpa konvoi. Penduduk di samping jalan ikut memeriahkan kebiasaan itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya menatap layar sanubari. Memeriksa semuanya apakah sudah tertata rapi. Apakah sudah aku benahi. Supaya aku dapat meraih mimpi tanpa memikirkan rasa gelisah diri. Rasa tersiksa diri. Berharap semua sudah sesuai garis ini.

"Kau tahu, Banyak pasangan muda - mudi melintas sepanjang jalan. Dari berbagai golongan, mereka memadu asmara menikmati indahnya malam pergantian tahun. Mengoleksi kisah - kisah indah yang bertebar di sekeliling naungan malam itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya menghadap-Nya. Menatap ke arah-Nya. Mencurahkan segala rasa gelisah hatiku pada-Nya. Bersyukur atas segalanya. Berharap keselamatan dri-Nya. Agar aku terlelap tanpa sakit hati dan sesak dada.

Tak ada yang spesial dari yang kulakukan. Ketika mereka, bahkan semua orang, tengah mempersiapkan untuk Tahun Baru. Aku hanya melakukan apa yang kuyakini. Meski hanya, duduk menatap layar kaca, atau ngemil di atas kasur, atau tengah menulis thesis, atau melakukan hal konyol dan semacamnya. Semua itu tak apa. Kau pun tak apa, bermain petasan, kembang api, kebut - kebutan atau bahkan tengah berkencan ria. Selama itu manfaat. Selama itu berguna. Selama itu penting. Akan kulakukan. Namun jika tidak. Yang hanya memberi efek puas sementara. Fana. Tak abadi. Tak akan kusia - siakan waktuku di sana. Bagi yang merayakan, wahai kalian, semoga tahu yang telah dilakukan. Janganlah membuang waktumu sia - sia. Semua itu ada tujuannya. Dan semua itu ada prosesnya.