Langit pun tak tersenyum bulan ini. Selalu dengan murung
mendung, bersama tangisan – tangisan hujannya. Matahari pun terkadang
juga nampak sebentar. Sekedar menyapa. Menyambut hari yang tengah aku
jalani, atau apa. Entah.
Sesekali
pernah terdengar. Omongan orang – orang sekitar. Keluarga, tetangga
atau yang sering aku temui di sekian hari – hariku, sahabat dan teman –
teman. Jika kalian bertanya, “Siapa sih Rio itu ?”. Jawabannya pasti
berbeda – beda di setiap pemikiran orang. Banyak yang menilaiku ini
orang yang baik. Dan tak sedikit pula orang menilaiku dengan
keburukanku. Semua bebas menilai siapa aku, yang kutahu aku adalah
“aku”. Dan yang mengetahui siapa aku sebenarnya hanyalah aku sendiri dan
Sang Pencipta. Dan apabila kalian bertanya padaku mengenai siapa
diriku, jangan berpikir aku orang yang hebat. Aku hanya manusia. Manusia
yang harus memenuhi tugasnya di sepanjang jalan hidupnya, bersama
kelebihan dan kekurangannya. Itu saja. Deskripsi aku baik atau buruk itu
terserah penilaian kalian bagaimana kalian memandang seorang aku ini.
Dan
apabila kalian sempat berpendapat, “Rio keren, apa yang dikecimpunginya
pasti berhasil. Selalu disampingnya ada teman – teman yang akrab. Dan
dirasa sekelilingnya itu mudah baginya. Sampai – sampai dia sering
diandalkan oleh teman – temanya.”, yaitu pendapat seperti itu, tidak
semuanya benar. Jangan anggap aku ini hebat, kuat, keren apalagi super.
Tidak. Aku hanya manusia biasa. Sama seperti kalian. Yang kulakukan
hanya melakukannya sebisa yang aku mampu. Apabila di mata kalian aku
memang seperti itu, hanya satu yang dapat kuucapkan, Terima Kasih. Namun
ingat bahwa aku ini hanya seorang manusia biasa yang sama seperti kamu,
kalian, dia, mereka dan semuanya. Meski aku terlihat selalu dikelilingi
kemudahan, aku selalu melihat titik hitam pekat tak pernah hilang di
suatu sisi, saat aku menoleh.
Tapi,
satu yang kuyakini. Di sini kita manusia, diberi kaki untuk melangkah
menuju perubahan. Diberi pikiran untuk mengusung perubahan. Dan diberi
hati untuk memimpin perubahan. Selama apa yang ingin kita lakukan dirasa
kita mampu melaksanakannya, maka akan mudah bagi kita untuk
menjalaninya, melakukannya dan mengerjakannya. Tanpa ada beban yang
berat yang terpikirkan menghambat semuanya. Dan aku melakukan semua yang
kulakukan sesuai denga porsi yang kurasa cukup untukku. Mungkin itu
yang membuat perjalananku dirasa mudah. Dan mungkin itulah di balik
kemudahanku...
“Saat kita
hendak melaju menuju suatu titik, tetapi langkah yang diambil tidak
disesuaikan dengan porsi kita, pastilah kita akan kesulitan dan
tersesat. Meskipun itu di jalan lurus berkilo – kilo meter di padang
luas tanpa obyek yang menghalangi.”
.........
0 komentar:
Posting Komentar