Senin, 12 Mei 2014

Rindu Itu Tak Ada "Bandrol"-nya

Rindu ....
Rindu adalah perasaan yang muncul ketika kita sangat ingin sekali bertemu dengan seseorang. Baik itu orang tua, teman, pacar, hewan peliharaan dan lain - lain. Tak pernah kita ketahui kapan rindu itu akan datang. Tanpa kompromi. Tiba - tiba dia sudah ada di depan mengetuk pintu hati kita. Membawa aroma seseorang yang membuat kita ingin sekali bertemu dengannya. Seseorang yang selalu mengisi pikiran kita dengan nama dan semua tentangnya. Duh, betapa Rindunya.

Di saat - saat itu, biasanya muncul pada seseorang yang sedang Jatuh Cinta. Aduhai, betapa indahnya Cinta itu. Rindu itu begitu membiru. Membekas kuat di sanubari, laksana Stiker yang sudah bisa ditempel ditambah lem lagi. Melekat kuat. Jadinya kita ingin selalu memiliki, memendam serta mencurahkan semua Rindu yang siap meledak ini. Rindu yang siap mekar dan menaburkan serbuk sarinya kepada dunia dan kumbang - kumbang yang tengah bersembunyi dibalik dedaunan.

Ngomong - ngomong soal rindu, bisa dikatakan rindu itu juga kebutuhan. Ibarat bahan pokok, rindu pasti sangat harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang jatuh cinta. Untung saja rindu ini gratis. Jadi setiap saat kita bisa merindu tanpa khawatir memikirkan berapa harga yang perlu kita beli hanya untuk memiliki sekecil rindu. Jikalau rindu itu punya label harga atau yang biasa disebut dengan Bandrol maka bayangkan saja, jika 1 rindu dihargai 1000 Rupiah, dikalikan jumlah rindu kita perharinya, dikali perbulannya, tahun, banyaknya umur kita. Wow, sudah banyak sekali rupiah yang kita keluarkan untuk membeli berkantong - kantong rindu. Tapi untunglah rindu itu tak ada bandrolnya. Jadi kita bebas sebebas - bebasnya merindu. Hahaha.

Namun jangan salah. Meski suatu saat nanti, Rindu itu akan berbandrol nantinya, pasti mereka yang amat jatuh cinta dan ingin merindukan seseorang akan membeli tak peduli berapapun harga rindu itu sendiri. Bahkan mereka mungkin bekerja mati - matian hanya untuk membeli sepotong rindu. Tak peduli rindu itu dijual oleh pedagang yang mengarungi 7 lautan. Tak peduli dimanapun toko rindu itu bersembunyi di reruntuhan. Tak peduli itu di puncak Himalaya pun, mereka pasti akan membeli dengan harga yang tak pernah dipikirkan sebelumnya. Bahkan bisa jadi rebutan. Hahaha.
Sungguh menggelitik sekali.

Tapi untungnya rindu yang hakikatnya sangat indah itu tak ada "Bandrol"-nya. Jadi kita bisa menikmati rindu tanpa harus memikirkan berapa harga perasaan itu. Dan rindu pun akan terobati nantinya dan indah pada waktunya.

2 komentar:

  1. sedikit menjawab tulisan di tumblrku... apakah rindu itu kebutuhan? :D

    BalasHapus
  2. sedikit ? berarti tidak banyak :D

    BalasHapus