Musiknya Ada Di Hatiku

Namaku Ray, Aku salah seorang personil Band dan aku menempati sebagai seorang vokalis. Kehidupanku cukup lumayan. Uang pun berhamburan di dompetku dan suaraku juga tak kalah bagus dengan penyanyi - penyanyi lainnya.

Suatu hari, Bandku ada job di salah satu daerah di Jawa. Kami bersiap untuk melakukan persiapan di sebuah studio di kota tersebut. Namun salah seorang personilku belum datang. John, gitaris kami. 

 "Bro, kemana si John ?" Aku bertanya pada Camil, Drummer yang kesehariannya cukup dekat dengan si John.

"Entahlah." Ba Dum Tss. Camil menjawab sambil nabuh Drum. "Katanya sih lagi ada keperluan sebentar."

"Padahal hari ini penting banget." Kenapa aku mencari si John, karena dia bawa CD rekamanku.

Suara langkah kaki seseorang yang terburu - buru terdengar dari luar studio. Drap ! Drap ! Drap !. Dari suaranya aku tahu kalau itu si John.

"Maaf telat." John tergesa - gesa memasuki studio. "Ayo kita mulai latihannya." John mengambil gitar.

"Dari mana saja kau ?" Aku bertanya dengan sedikit agak marah padanya."

"Ada urusan penting." Jawabnya

"Setidaknya beritahu aku. Ngomong - ngomong di mana CD rekamanku ?" John tampak pucat setelah kulontarkan pertanyaan itu. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku. Entah apa itu.

"Um... CD itu..." John tergagu menjawab. "Aku tidak sengaja mematahkannya."

"APA ?!!" Aku kesal mendengar itu. "Kau mematahkannya ?! Sudah telat bikin kesal orang juga !!" Aku begitu marah. CD itu cukup penting bagiku. Rekaman - rekaman yang menunjukkan betapa luar biasanya suaraku.

Aku pergi keluar studio setelah kejadian itu. Aku sudah tak peduli pada apa yang terjadi di dalam studio sekarang. Aku berjalan - jalan di sebuah taman. Hendak menhilangkan rasa kesalku hari ini. Namun tak bisa hilang juga. Suatu ketika, aku melihat seorang gadis. Wajahnya manis sekali. Rambutnya bergelombang sebahu. Pakai blazer hitam. bercelana jeans dan kulihat sedang mendengarkan musik, karena dia memakai headphone di telinganya. Dia duduk di sebuah bangku taman. Ku dekati dia. Aku ingin mengenalnya.

"Permisi. Aku Ray, boleh tahu namamu ?" Aku duduk di bangku. Bertanya padanya. Dia menoleh dan tampak sedikit tercengang melihatku. Tanpa mengatakan apa - apa dia berdiri dan beranjak pergi. Aku tak tahu apa yang terjadi. Kenapa dia pergi. apa wajahku tampak menjijikkan ? Aku tak tahu.

Esok harinya, aku kembali ke taman itu. Berharap bertemu dengannya lagi. Karena aku masih penasaran dengan gadis itu. aku perggi menuju bangku taman yang kemarin dan ku lihat gadis itu duduk di sana. aku menghampirinya dan menanyakan hal yang sama.

"Permisi. Aku Ray, boleh tahu namamu ?" Gadis itu tersenyum tapi tak menjawab. Dia menulis sesuatu dalam notebooknya. Dia sobek. Diberikan kepadaku dan beranjak pergi lagi. Ingin ku hentikan, tapi dia sudah berlalu. Ku baca tulisan di kertas itu. 'ANGEL'. Itulah tulisan yang tertulis di kertas itu. Namanya adalah Angel dan aku masih penasaran.

Esoknya lagi, Aku pergi ke taman lagi hendak bertemu dengan Angel. Dia ada di sana. Di bangku tempat dia biasa duduk. Ku hampiri dan ku sapa dia.

"Hai Angel." Dia menoleh dan tersenyum. Ku tanya dia lagi.

"Sendirian ?" Dia hanya mengangguk. Kenapa dia tak berkata apapun ? Aku masih bertanya - tanya dalam hati.

"Lagi ndengerin musik ya ?" Dia mengangguk lagi dan tak berkata apa - apa.

"Boleh aku mendengarnya juga ?". Dia mengangguk, menoleh padaku dan tersenyum. Dia lepas headphonenya dan diberikannya padaku. Ku terima headphone itu dan ku pasang di telingaku. Betapa kagetnya aku sesaat setelah memakai headphone itu. Tak terdengar apapun dari headphone tersebut. Satu nada pun tak ada. aku terheran dan bertanya padanya.

"Koq, tidak ada musiknya ?" Angel tersenyum dan menulis sesuatu. Disobeknya kertas itu dan diberikan padaku. Aku kaget dengan tulisan di kertas itu. aku menatap Angel dan dia menggerakkan tangannya seolah mengatakan yang tertulis pada selembar kertas itu bahwa "MUSIKNYA ADA DI HATIKU". Sejenak aku tersadar. Bahwa ternyata Angel merupakan seorang gadis bisu. Ku kembalikan headphonenya dan dia berjalan pergi.

Aku sedikit tersadar dengan kejadian hari itu. Seharusnya aku bersyukur dengan apa yang ku miliki sekarang. Aku jadi teringat kejadian 2 hari lalu yang CD rekamanku dipatahkan oleh John. Bayangkan saja jika suaraku yang beneran patah dan membuatku tak bisa menyanyi lagi. Karirku pasti hancur, karena yang ku bisa hanya menyanyi. Dengan kejadian ini aku sadar bahwa semua milikku ini hanyalah titipan Tuhan yang sewaktu - waktu dapat diambil-Nya.

Esoknya aku pergi ke taman lagi. Namun sehari penuh aku tak menemukan Angel. Begitu juga hari -hari berikutnya. Mungkin saja dia malaikat yang turun untuk mengingatkanku. Semoga suatu hari aku dapat bertemu dengannya lagi.

0 komentar:

Posting Komentar