Sabtu, 07 Juni 2014

Belum Sanggup Meninggalkan

Tahun ini dan pada periodeini, salah satu tempatku bernaung melakukan regenerasi. Ya, kegiatan yang mengikutsertakan berbagai angkatan dan tingkatan. Dari muda yang masih perlu banyak sekali bimbingan hingga tua yang sebentar lagi menempuh wisuda. Semua dituntut berpartisipasi untuk kelangsungan kepengurusan yang lebih baik nantinya, yang lebih bisa membawa kepemimpinan kedepannya.

Aku,
Aku berada di posisi harus meninggalkan.
Dan seraya aku belum sanggup.

Banyak yang bilang, masa - masa ini adalah masa kesenangan, masa kebahagiaan. Dimana aku dan seluruh kawanku nantinya akan digantikan oleh mereka yang muda, adik - adikku. Untuk belajar memegang tanggung jawab dan meraih kepemimpinan. Namun aku masih tak dapat tersenyum.

Dada ini masih terasa sesak saat harus sudah meninggalkan mereka. Aku harus beranjak dari tempatku duduk sekarang ini dan membiarkan mereka mendudukinya. Ini bukan perkara takmu pergi atau apalah. Aku hanya tak tega melihat mereka nantinya. Melihat mereka di atas angin dan harus menghadapi beberapa jenis hujan yang belum mereka ketahui sebelumnya.

Kamu tahu, Aku belum mampu.
Merasa belum memberikan yang terbaik pada mereka.
Dan mereka dituntut untuk bisa. Sungguh.

Apakah aku harus tertawa ?
Ketika jabatan dipindahtangankan, sedangkan aku belum tahu apakah mereka nanti juga turut tertawa.
Apakah aku harus tersenyum ?
Meski terkadang dituntut untuk selalu senyum, dan nantinya juga kekhawatiran itu hanya berupa senyum.
Apakah aku harus bahagia ?
Turun tahta dan melihat mereka, adik - adikku, penerusku, melakukan yang sekadarnya bisa.

Apakah aku tak boleh menangis ?
Melihat mereka nanti menyesak tangis. Semua pekerjaan dan hasil tertepis dan terkikis.
Apakah aku tak boleh berteriak ?
Menghujam beban, menampar omongan kalian yang menyatakan aku harus senang penuh riak.
Apakah aku tak boleh gempar ?
Setiap kali berkata itu, pada akhirnya hanya kritik cemooh kan yang keluar.

Bukannya aku tak percaya pada adik - adikku yang manis.
Aku percaya. Bahkan sangat percaya bahwa nantinya mereka akan memimpin lebih baik dari pada aku dan generasiku. Namun, sebagai kakak aku hanya merasa khawatir pada apa yang aku lepas dan kupindahtangankan kepada mereka. Berharap saja. Nantinya mereka akan nyaman pada tingkatan itu, tidak mengeluh, meski hujan badai datang.

Tetap. Masih belum sanggup meninggalkan.
Meski aku tidak berada di dalam sistem, semoga tetap bisa mengontrol sistem.

# Rio Suryo W, Kepala Departemen Luar Negeri HIMA ELKA PENS 2013/2014

0 komentar:

Posting Komentar