Pagi ku buka mata, mendung.
Siang ku menatap, mendung.
Malam hendak terpejam, mendung.
Hari - hari selalu mendung.
Hujan yang terus menetes, tak henti tiap harinya.
Selalu membasahi bumi yang kering ini.
Namun, hujan ini, tampak meneteskan aura kesedihan.
Meninggalkan bekas luka. Menorehkan pedihnya duka.
Tiap detik, menit, jam, hari dan bulan.
Selalu tampak wajah tanpa tawa di awan mendung yang hitam kelam.
Hujan.....
Gerimismu yang kian menderas, tak kuasa kami untuk menangkap semua.
Berharap hendak menghibur di tiap tetesmu.
Dingin yang kau antarkan bersama angin, telah merasuk ke dalam hati yang tak menghangat.
Hujan.....
Hentikan badai sedihmu. Jadilah hujan yang biasanya.
Hujan yang meski dengan gelap mendung dan gemurh badai.
Tapi tetap menebar senyum di setiap mereka yang tertetes olehmu.
Image in your mind, will be showed up with your hand
Mengenai Saya
Popular Post
-
Engkau ingat, Ibu, Engkau mengandungku dari aku masih janin hingga aku bayi, 9 bulan lamanya dalam rahimmu. Tak pernah kau gusar merawatk...
-
"Jika ada orang melemparmu dengan batu, jangan balas dengan batu, balas dengan bunga, tapi pastikan kau melempar bunga itu beserta p...
-
Rindu .... Rindu adalah perasaan yang muncul ketika kita sangat ingin sekali bertemu dengan seseorang. Baik itu orang tua, teman, pacar, he...
-
Kuncup mawar itu masih tampak mungil. Pertama kali aku menemukannya, dia tertunduk malu di antara tebaran kelopak bunga di taman. Warnanya ...
-
1. Jika anakmu BERBOHONG, itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu BERAT. 2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI , itu karena engkau TIDAK MEM...
0 komentar:
Posting Komentar