Memposting
postingan orang lain menjadi postingan kita, terkadang di Blog atau status
jejaring sosial lainnya namun masih mencantumkan nama penulisnya sangatlah
sering dilakukan apabila postingan tersebut memang sangat menarik minat kita.
Istilahnya RePost. :D . RePost banyak sekali dilakukan oleh para blogger, orang
yang suka baca, calon penulis dan banyak lagi yang punya hobi atau kegemaran
dalam bidang sastra.
Efek
RePost bisa mempegaruhi banyak orang dan berbagai aspek. Ketika RePost suatu
posting milik orang lain, kalau kontennya mengena pasti di-Like. Apalagi yang sering
posting di Facebook, langsung banyak yang nge-like dan comment. Contohnya
ketika RePost status milik seorang penulis terkenal. Baru di-post saja,
beberapa detik kemudian langsung berkerumun tuh yang para komentator –
komentator seantero internet. Dan pertanyaannya di sini cuma satu, yang disukai
itu postingan kita atau postingan seseorang yang kita RePost ? Ini perlu
dipikirkan.
Ingat,
apa yang disukai mereka bisa jadi bukan postingan kita, tapi apa yang kita
posting, yang sejatinya memang bukan bikinan kita melainkan bikinan orang lain
yang namanya juga sudah cukup terkenal. Memang RePost itu boleh dan tidak
dilarang selama selalu mencatumkan nama dan bukanlah pembajakan. Tapi itu juga
secara tidak langsung membatasi kita untuk berkreasi. Dengan memposting terlalu
sering postingan orang lain, terlalu sering pula kita tidak mengkreasikan
kreativitas kita. Perhatikanlah.
Aku
juga sering melakukannya. Awal – awalnya juga nggak apa – apa.Namun lama –
kelamaan aku jadi terjerumus dan sering meRePost. Dan tatkala itu ada yang
menegurku mengenai postinganku, “Kalau pendapat sendiri pasti lebih keren”.
Begitulah yang dikatakan ‘Sang Kritikus’. Jadinya aku mencoba sedikit demi
sedikit mengurangi RePost. Agar aku bisa berkreasi dengan caraku.
Terima
Kasih Sang Kritikus :D
0 komentar:
Posting Komentar