Sabtu, 25 Januari 2014

Repost : Pipiriyai

Cinta adalah sebuah perasaan.

Untuk apa kau katakan cinta?
Nanti dia berubah menjadi perkataan, bukan lagi perasaan.

Untuk apa kau utarakan cinta?
karena bisa jadi dia ada di selatan.

Untuk apa kau kemukakan cinta?
karena cinta itu untuk hati bukan untuk muka.

Jika kau cinta karena hati, ia akan tumbuh menjadi perhatian.
Jika kau cinta karena muka, ia hanya akan ada di permukaan.

Makin banyak hati, akan menjadi hati-hati.
Makin banyak mata, akan menjadi mata-mata.
Maka jagalah hati, sehingga mata pun akan terjaga.
Jika mata biasa memandang hal kotor, hati pun terkotori.

Saat kau hanya ungkapkan cinta lewat kata,
nanti ia hanya akan menjadi ungkapan kata.
Jika memang cinta itu misteri, mengapa diungkapkan?
Sebab jika cinta terungkap, tidak akan menjadi misteri lagi.

Cinta adalah anugerah,
Bukalah jendela hati, agar ia tidak merasa gerah
Dan jika kau tidak percaya,
Bukalah pintu hati, agar ia mendapat cahaya.

Ada yang merasakan cinta segitiga,
Ada pula yang menginginkan cinta segitunya.
Sehingga ada yang mendapatkan sepertiga cinta,
Ada pula yang tampak seperti gak cinta.

Akankah kau percaya dengan orang yang bilang cinta mati?
Bilakah memang dia cinta mati, mengapa dia masih hidup?
Karena cinta yang membuat hati menjadi semakin hidup,
Maka hidupkanlah cintamu agar hatimu tidak mati.

Sebarkanlah cinta atas dasar ikhlas,
Agar kau semakin mencintai keikhlasan,
Cintailah Dia Yang Maha Indah, Yang mencintai keindahan.
Yang menjadikan rasa cinta ini menjadi terasa begitu indah.
Pipiriyai

Kamis, 23 Januari 2014

BERI AKU SAYAP (Tsubasa O Kudasai)

Jika aku diberikan sebuah pengharapan
Jika itu jadi kenyataan
Tolong beri aku sayap
Di punggungku, seperti seekor burung
Beri aku sayap berwarna putih

Aku akan mengepakkan sayapku di angkasa
Untuk terbang jauh
Bebas dari penderitaan di langit nan luas
Akan kukepakkan sayapku.... Menjauh...

# Nomura Tomoko (Great Teacher Onizuka 2012 Remake)

Minggu, 12 Januari 2014

Di Balik Kemudahanku ??? -_- -_-

Langit pun tak tersenyum bulan ini. Selalu dengan murung mendung, bersama tangisan – tangisan hujannya. Matahari pun terkadang juga nampak sebentar. Sekedar menyapa. Menyambut hari yang tengah aku jalani, atau apa. Entah.

Sesekali pernah terdengar. Omongan orang – orang sekitar. Keluarga, tetangga atau yang sering aku temui di sekian hari – hariku, sahabat dan teman – teman. Jika kalian bertanya, “Siapa sih Rio itu ?”. Jawabannya pasti berbeda – beda di setiap pemikiran orang. Banyak yang menilaiku ini orang yang baik. Dan tak sedikit pula orang menilaiku dengan keburukanku. Semua bebas menilai siapa aku, yang kutahu aku adalah “aku”. Dan yang mengetahui siapa aku sebenarnya hanyalah aku sendiri dan Sang Pencipta. Dan apabila kalian bertanya padaku mengenai siapa diriku, jangan berpikir aku orang yang hebat. Aku hanya manusia. Manusia yang harus memenuhi tugasnya di sepanjang jalan hidupnya, bersama kelebihan dan kekurangannya. Itu saja. Deskripsi aku baik atau buruk itu terserah penilaian kalian bagaimana kalian memandang seorang aku ini.

Dan apabila kalian sempat berpendapat, “Rio keren, apa yang dikecimpunginya pasti berhasil. Selalu disampingnya ada teman – teman yang akrab. Dan dirasa sekelilingnya itu mudah baginya. Sampai – sampai dia sering diandalkan oleh teman – temanya.”, yaitu pendapat seperti itu, tidak semuanya benar. Jangan anggap aku ini hebat, kuat, keren apalagi super. Tidak. Aku hanya manusia biasa. Sama seperti kalian. Yang kulakukan hanya melakukannya sebisa yang aku mampu. Apabila di mata kalian aku memang seperti itu, hanya satu yang dapat kuucapkan, Terima Kasih. Namun ingat bahwa aku ini hanya seorang manusia biasa yang sama seperti kamu, kalian, dia, mereka dan semuanya. Meski aku terlihat selalu dikelilingi kemudahan, aku selalu melihat titik hitam pekat tak pernah hilang di suatu sisi, saat aku menoleh.

Tapi, satu yang kuyakini. Di sini kita manusia, diberi kaki untuk melangkah menuju perubahan. Diberi pikiran untuk mengusung perubahan. Dan diberi hati untuk memimpin perubahan. Selama apa yang ingin kita lakukan dirasa kita mampu melaksanakannya, maka akan mudah bagi kita untuk menjalaninya, melakukannya dan mengerjakannya. Tanpa ada beban yang berat yang terpikirkan menghambat semuanya. Dan aku melakukan semua yang kulakukan sesuai denga porsi yang kurasa cukup untukku. Mungkin itu yang membuat perjalananku dirasa mudah. Dan mungkin itulah di balik kemudahanku...

“Saat kita hendak melaju menuju suatu titik, tetapi langkah yang diambil tidak disesuaikan dengan porsi kita, pastilah kita akan kesulitan dan tersesat. Meskipun itu di jalan lurus berkilo – kilo meter di padang luas tanpa obyek yang menghalangi.”
.........

Sabtu, 11 Januari 2014

Different

"Terkadang kita harus berbeda, tetapi tak lepas dari menjadi diri sendiri"

Selasa, 07 Januari 2014

Tetap Saja Aku Kalah

Jauh sudah aku persiapkan semua ini. Semangat, tenaga, bahkan hingga materi pun ludes. Hari ini pun hari terakhir dimana aku dan kawan - kawanku berperang menuju tes akhir. Awal, kami tengah tak berhasil. Bahkan mungkin gagal. Semua yang aku kerjakan tak ada yang menyala. Semua seperti mati tak bernyawa. Seakan menolakku. Hingga akhirnya aku tertunduk hingga pada hari ini.

Aku pun salah...

Aku berharap baik dan sempurna hari ini. Semua sudah ku persiapkan sematang mungkin. Ku periksa lagi tak ada yang cacat dan sebagainya. Namun aku pun salah. Pagi ini kuawali dengan hal buruk, kuanggap itu hanya sepele. Tak penting. Bahkan mungkin hanya selingan pagi. Detik, menit, jam kupenuhi dengan membaca dan menghafal. Hingga deadline yang ditunggu pun tiba.

Aku pun kalah...

Saat yang paling ditunggu. Yang paling dinanti. Yang paling membuatku tidak bisa bernafas lega selama ini. Sudah berdiri diambang pintu. Langit waktu itu rasanya gelap sekali. Pikiran kemana - mana nggak bisa fokus. Akhirnya giliranku datang untuk berperang. Saat itu tengah dikejar waktu. Sehingga aku lupa mana yang tadi seharusnya kupegang. Dan saat itu dimula, hancur sudah. Semua tak berjalan secara sempurna. Semua yang terencana hangus begitu saja. Hanya karena tergesa - gesa dan tak teliti. Itu saja. Hingga pada akhirnya aku seperti mendapat tamparan keras. Di sini aku memepelajari sesuatu. Sesuatu yang membuat aku bercermin kembali. Dan aku pun kalah. Oleh diriku yang lalai.

"Keberhasilan itu tak datang sendiri. Dia harus dijemput bersama usaha, semangat, ketelatenan, do'a serta pengorbanan. Dan mereka akan turut serta bersama manusia yang mengawali harinya dengan hal baik."

Senin, 06 Januari 2014

Keadaran Dan Toleransi

"Setiap orang punya titik kesadaran dan toleransi yang berbeda - beda, suatu saat pasti mereka menyadari kapan saat mereka tak dihiraukan."

Oleh : Akhmad Muhammad, D4 ELKA B 2011, PENS

Minggu, 05 Januari 2014

Usaha & Hasil

"Usaha maksimal sampai titik darah penghabisan-lah yang lebih patut dibanggakan"
Hasil hanyalah output dari suatu proses


Oleh : Hendhi Hermawan, ELKA 2006, PENS

Sabtu, 04 Januari 2014

Butuh Pemahaman

Saat ini, banyak sekali kalimat, ucapan ataupun kata - kata bermacam jenis ada dimana - mana. Banyak. Banyak sekali. Ada di sekitar kita, di sosial media atau di gadget masing - masing. Semua itu ungkapan hati dari masing - masing manusia. Aku sempat heran, meskipun saran dan kritik itu boleh dan bahkan perlu, cuma aku sempat berpikir mengenai hal yangg mengganjal. Contoh kecil saja misalnya status di jejaring sosial, ada 2 status yang sama, "Hidup itu indah". Yang anehnnya itu, "Penyuka" dan "Pengomentar"-nya itu responya tidak seimbang. satunya mendapat jumlah lebih sedikit dari yang satunya. Dan yang mendapat banyak itu rata - rata adalah status dari seorang penulis terkenal atau artis terkenal atau mungkin seorang motivator. Kenapa Ya ? apakah penulis itu lebih bijak dari orang biasa ? Lebih benar kata -katanya ? atau supaya agar ikut dikenal oleh orang terkenal itu sendiri ? Sebenar - benarnya kita itu sama. Manusa.

Juga ketika ada yang mengritik pedas karya sebuah tulisan orang lain. Entah puisi, cerpen bahkan kata - kata bijak semacam motivasi dan yang lainnya. Bahwa ada yang lebih baik dan lebih bagus serta lebih berbobot dari miliknya, katanya. Dan apakah setiap tulisan yang keluar dari curahan hati seseorang biasa hingga menjadi suatu karya adalah kesalahan ? kebodohan ? ke-alay-an ? Atau bahkan ketidakharusan ? Sebenar - benarnya kita itu sama. Manusia.

Kritik dan saran itu boleh. Bahkan dianjurkan. Tapi saat men-judge suatu karya, dalam bentuk apapun, sebaiknya kita bercermin dulu. Apakah kita sudah lebih baik ? Meski sudah berpengalaman, apakah saat zaman kita juga tidak seperti ini ? Semua karya dan hasil itu tidak main - main. Bukan hanya tulisan, mungkin juga lisan, konsep kegiatan, ataupun audio dan visual. Prosesnya pun tidak makan waktu yang begitu singkat dalam penciptaannya.  Lama. Lama sekali. Penuh nilai dan keringat di setiap titik usaha itu. Bahkan terkadang kejenuhan yang membuat kesal. Dan bukan saatnya kita men-jugde. Saatnya kita bercermin, karena setiap manusia itu punya karakter masing - masing, parameter masing - masing dan pemahaman masing - masing.

Kamis, 02 Januari 2014

Kepekaan Diri, Kepekaan Hati

Begitu banyak yang berlalu. Tak hanya hari ini. Tak hanya detik ini. Tapi bisa saja seminggu, sebulan, setahun atau bhkan sepuluh tahun. Selama hari yang berlalu itu, terukir begitu banyak hal yang mewarnainya. Begitu banyak cerita yang menghiasinya. Bersama angin yang menyejukkan, dan mentari yang menghangatkan. Di sela - sela itu, terdapat senyum dan tangis di setiap isak tawanya. Dan apakah kita menyadari makna di dalamnya ? Entah.

Bisa dibilang, manusia itu jarang atau bahkan tidak sama sekali memikirkan pa yang terjadi di sekitarnya. apa yang berlalu di depannya. Apa yang melintas di belakangnya. Hingga tak satu pun yang mendapat perhatian mata. Banyak insan yang mengeluh mengenai kehidupannya, kisah cintanya, keberuntungannya, mungkin juga sudah sampai keegoisannya. Tak ada yang tahu. Dan tak ada yang mau tahu. Itulah manusia.

Semua ini mengenai kepekaan diri. Di kala kita menapak Bumi, banyak sekali kejadian misteri yang melintas mengelilingi kita. Bahkan mengejar kita yang kita tak tahu. hingga jatuhlah kita dalam suatu keterpurukan. Hal itu karena kurangnya kepekaan diri kita, sehingga keluhan saja yang keluar dari mulut kita, dari pikiran kita, dari batin kita. 

Sebenarnya, Banyak nilai yang kita petik jika kita sudah terbiasa mengaktifkan kepekaan diri. Memahami segala arti perjalanan kehidupan kita sejak dini. Ditmbah kepekaan hati yang membuat tentram. Yang membuat senang. tanpa kita harus mengeluh karena kita tahu apa yang kita lakukan dan yang haurs dilakukan.

Pantulan Cermin

Aku dilahirkan sebagai aku, sebagai diriku sendiri.
bukan sebagai kamu, dia, bahkan mereka.
Begitu pula kalian semua yang telah dilahirkan.
Karena tiap manusia punya peran khusus di bumi.
Bersama kelebihan dan kekurangannya...

Rabu, 01 Januari 2014

1 Januari 2014

Judul yang aneh. Di saat banyak insan yang menyerukan kata "Tahun Baru" di tanggal itu. "Jadi, kenapa kau tulis begitu ?". Tidak ada apa - apa. Hanya saja aku ingin menulis seperti itu. Hidup ini penuh resolusi, revolusi atau bahkan reformasi. Di hari ini, Malam ini, Jam ini, menit ini dan detik ini pun bisa dikatakan awal dari resolusi tahun. Untuk tahun yang lebih baik. Yang diwarnai berbagai bentuk ekspresi ....

"Kau tahu, di luar sana banyak sekali kembang api berterbangan. Meledak indah. Cahayanya merekah kemana - mana. Warna - warninya gemilang gemerlapan. Mulai dari anak - anak hingga dewasa tengah melihatnya. Melihat pesta kembang api itu. Dari Lapangan, Jalan, Bukit Lembah bahkan atas gedung tinggi. Semua terjaga matanya untuk melihat keindahan itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya duduk melihat dari balik kaca. Dari balik jendela. Tak beranjak keluar. Apalagi melompat memaksa. Cahayanya terpantul oleh kaca. Menerobos sela - sela jendela. Membuat tembok kamarku kelap - kelip berirama.

"Kau tahu, banyak dari mereka, anak - anak, remaja, orang tua menyalakan kembang api. Bermacam jenis. Bermacam bentuk. Bermacam pula indahnya. Tak lupa, terompet bergeming dimana - mana. Ditiup siapa saja. Dimainkan banyak juga. Mainan khas ini tak pernah sirna di tanggal ini tiap tahun. Guna menambah ramai. Menambah kesenangan di setiap orang. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya terduduk di kursiku. Tertunduk di kalbuku. Dan tertegun di bawah palung hidupku. Aku menggenggam berratus kata -kataku. Berjuta renunganku. Dan bermilyar kesempatan serta rencanaku. Yang kupikir, akankah aku bisa lebih dari itu ?

"Kau tahu, roda - roda ada dimana - mana. Melaju. Mundur. Berputar berkeliling jalan. Menggebukan diri, menyibukkan diri, bersama joki yang menungganginya. Konvoi memenuhi jalanan ynag luas dan lebar. Serasa tiada jalan tanpa konvoi. Penduduk di samping jalan ikut memeriahkan kebiasaan itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya menatap layar sanubari. Memeriksa semuanya apakah sudah tertata rapi. Apakah sudah aku benahi. Supaya aku dapat meraih mimpi tanpa memikirkan rasa gelisah diri. Rasa tersiksa diri. Berharap semua sudah sesuai garis ini.

"Kau tahu, Banyak pasangan muda - mudi melintas sepanjang jalan. Dari berbagai golongan, mereka memadu asmara menikmati indahnya malam pergantian tahun. Mengoleksi kisah - kisah indah yang bertebar di sekeliling naungan malam itu. Dan Apa yang kau lakukan Kawan ?"
Aku hanya menghadap-Nya. Menatap ke arah-Nya. Mencurahkan segala rasa gelisah hatiku pada-Nya. Bersyukur atas segalanya. Berharap keselamatan dri-Nya. Agar aku terlelap tanpa sakit hati dan sesak dada.

Tak ada yang spesial dari yang kulakukan. Ketika mereka, bahkan semua orang, tengah mempersiapkan untuk Tahun Baru. Aku hanya melakukan apa yang kuyakini. Meski hanya, duduk menatap layar kaca, atau ngemil di atas kasur, atau tengah menulis thesis, atau melakukan hal konyol dan semacamnya. Semua itu tak apa. Kau pun tak apa, bermain petasan, kembang api, kebut - kebutan atau bahkan tengah berkencan ria. Selama itu manfaat. Selama itu berguna. Selama itu penting. Akan kulakukan. Namun jika tidak. Yang hanya memberi efek puas sementara. Fana. Tak abadi. Tak akan kusia - siakan waktuku di sana. Bagi yang merayakan, wahai kalian, semoga tahu yang telah dilakukan. Janganlah membuang waktumu sia - sia. Semua itu ada tujuannya. Dan semua itu ada prosesnya.