Panderman...
Merupakan salah satu gunung yang terletak di daerah Malang, Jawa Timur,
Indonesia. Kami yaitu FEEDBACK, menuju ke sana untuk menaklukkan Puncak
Panderman. Dengan perlengkapan dan persiapan yang telah direncanakan
jauh - jauh hari. kami berangkat menuju kota Malang sekitar pukul 9
pagi.
Perjalanan tersebut memakan waktu yang cukup melelahkan. Sepanjang
perjalanan hanya terduduk di atas sepeda mesin beroda 2, sepeda motor.
keadaan hari itu tidak cerah dan tidak terlalu mendung. Pemandangan
kendaraan berlalu - lalang menghiasi perjalanan kami di pagi menjelang
siang itu. Saat memasuki suatu kota. Tiba - tiba salah satu motor teman
kami bannya bocor. Akhirnya kami menunggu di pinggir jalan. Namun, tak
disangka- sangka gerimis datang mnetes hingga hujan deras datang
mengguyur kami semua. Terpaksa kami beranjak pergi dan mencari tempat
berteduh. Di teras pertokoan. Setelah teman kami selesai dengan
motornya. Kami melanjutkan perjalanan menuju Malang. Bersama hujan yang
senantiasa membasahi perjalanan kami.
Di sana kami tidak langsung menuju Panderman. Tetapi berlabuh sejenak di
rumah penyanyi kami, Bastian. Di sana kami melepas segala kelelahan
yang telah didapat selama perjalanan. Kami segera membenahi pakaian dan
tidur menuju kamar masing -masing untuk tidur dan terlelap. (kamar Cewek
dan Cowok terpisah). Selepas itu kami mengguyur badan kami dengan air
Malang yang dingin dan menyegarkan. Saat memasuki ruang makan. Telah
tersedia makanan di atas meja yang telah disiapkan oleh orang tua
Bastian.
Kami menghabiskan waktu di rumah tersebut hingga pukul 9 malam. Setelah
packing dan bersiap - siap serta pamit kepada orang tua Bastian dengan
tidak lupa berterima kasih, kami berangkat menuju Panderman jam 9 malam.
Naik motor. Meski gelap, kami tetap melanjutkan perjalanan ini, dengan
gemerlap lampu yang menerangi perjalanan hingga menuju lokasi. Entah
sudah berapa puluh menit berlalu, kami sampai di sebuah jalan yang
menanjak cukup tajam. Dengan kekuatan sang motor, kami menanjaki jalan
tersebut. Banyak yang berhasil. tapi 4 motor termasuk motor yang ku
naiki tidak kuat membawa 2 orang sehingga serasa motornya mundur lagi
dan kami hampir terjatuh.Dan akhirnya 3 orang yang terbonceng yaitu
Palupi, Ruri, Adit dan aku sendiri turun dari motor dan berjalan ke
atas. Rasanya wow sekali berjalan menanjak.
Tak lama kemudian ada sedikit masalah. Ruri, dia tidak kuat. Karena dia
punya suatu penyakit. Tapi, untungnya pada saat itu datang Yusvian kalau
nggak salah menjemput kami. Dan kami sarankan Ruri aja yang ke atas
duluan. Berturut - turut hingga akhirnya aku yang terakhir naik :D. ku
lanjutkan jalanku dan tidak lama Dhana datang menjemput. dan akhirnya
kami sudah berada di atas, berhenti di suatu rumah. Rumah tersebut
merupakan rumah untuk penitipan motor siapa saja yang akan naik menuju
puncak Panderman.
Setelah menitipkan motor kepada bapak tua yang baik hati. Kami bersiap
berbaris di jalan untuk menuju ke atas. Kami berdo'a telebih dahulu.
Selesai berdo'a kami mulai berjalan ke atas dengan Yusvian yang memimpin
di depan dan Akhmad yang mobile dari depan ke belakang. Beberapa menit
telah kami lewati. Salah satu teman kami merasa kecapekan, Risky (Pepy).
mungkin karena badannya yang gede, jadi dia merasakan lelah di
lututnya. Kami berhenti sejenak. Setelah dirasa cukup dan dia sanggup
melanjutkan perjalanan, kami berjalan kembali menuju ke atas.
Sebelah kiri ada tebing, dan sebelah kanan ada jurang. Pandangan sangat
gelap apabila tak ada lampu senter yang menerangi. Hanya jalan selebar 1
orang yang kami jejaki. Meski sering berhenti untuk beristirahat
sejenak, kami tetap bersemangat menuju ke atas. Hingga ada teman kami
cewek, Aslikha. Digendong naik ke atas karena dia sudah merasa pusing
dan tidak sanggup lagi melangkah. Dengan segenap perjuangan yang tersisa
kami akhirnya sampai. Tapi belum ke puncaknya. Masih di Ground C karena
beberapa teman kami yang cewek terutama Aslikha tidak sanggup lagi
melangkah ke atas. Akhirnya kami memutuskan untuk membangun tenda di
sana.
Tenda cewek kami dirikan pertama kali dan mereka segera menempati untuk
tidur setelah berdiri tegak. Nah, hal yang lucu adalah saat pembangunan
tenda cowok. Kami bekerja sama membangun tenda. Setelah tenda berdiri
beberapa orang mulai masuk untuk tidur dan dalam sekejap tenda sudah
penuh dengan mereka yang kelelahan. Beberapa orang masih di luar
termasuk aku karena tenda sudah tidak muat. akhirnya kami menggelar
tikar di tanah yang tidak bisa dibilang hangat. Dan anehnya, orang -
orang yang berada di luar adalah mereka - mereka para pembangun tenda :D
. Dengan beralaskan tikar dan beratapkan langit, kami mulai tertidur
dengan pulas sambil berpelukan karena dinginnya hawa malam itu. Sekitar
jam tiga pagi kami terbangun. Dan kalian tahu apa yang kami rasakan ?.
Mati Rasa :D. Kaki kami serasa hilang.
Untuk mengembalikan rasa hangat, kami berolahraga sejenak dan menari
kocak dengan alunan musik Band Tipe-X dari Wahyu. Badan sudah mulai
hangat meskipun dingin masih sedikit menusuk. Pagi itu kami menyalakan
kompor hendak memasak Mie Goreng sambil melihat Sunrise. Tapi apa yang
terjadi ? kami lupa membawa 'Panci'. Tidak jadi deh Mie Gorengnya.
Daripada kompornya nganggur, kompornya kami gunakan untuk menghangatkan
diri :D. Sarapannya jadi hanya pakai cemilang dan mie yang nggak jadi
dimasak :D.
Di sana tidak lupa kami berfoto ria menikmati indahnya alam sekitar.
Setelah dirasa cukup menghabiskan waktu di sana, kami berkemas untuk
kembali pulang menuju Surabaya. Dalam perjalanan turun, pemandangan
sekitar sangat indah sekali. Berbeda dengan pemandangan malam hari yang
sedikit menakutkan. Saat ku melihat ke kejauhan, tampak pegunungan yang
bagian bawahnya dipenuhi banyak sekali awan putih. Tampak seperti pulau
yang sedang melayang di langit. Udara begitu segar. Pepohonan begitu
hijau.
Kami bersama - sama menuruni bukit dan tidak lupa berfoto -foto dengan
background yang begitu indah. Tidak lama kemudian, sampailah kami di
bawah. Di rumah tempat kami memarkir motor tadi. Istirahat sejenak kami
lakukan di sana. Melepas dahaga. Sedikit ngemil juga, sambil menuggu
bapak penunggu rumah. Setelah bapak penjaga rumah datang, kami mulai
berkemas dan membayar biaya penitipan motor tersebut. selepas itu, kami
menuruni turunan jalan yang cukup tajam. Dengan berhati - hati,
sampailah kami di jalan mendatar. Kami terus melaju menuju jalan Raya.
sesampainya di jalan raya, kami berpisah menuju rumah tujuan masing -
masing yang ada di lain kota.
Meski lelah mendekap setelah pendakian yang lumayan hebat. Kegembiraan
terlukis di wajah kami masing - masing. Rasa kekeluargaan aku rasakan
selama petualangan Panderman ini. Semoga ikatan ini tidak akan pernah
pudar oleh apapun dan akan tetap terikat selamanya. ^_^