Minggu, 05 Mei 2013

Panderman Hill

Panderman...

Merupakan salah satu gunung yang terletak di daerah Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kami yaitu FEEDBACK, menuju ke sana untuk menaklukkan Puncak Panderman. Dengan perlengkapan dan persiapan yang telah direncanakan jauh - jauh hari. kami berangkat menuju kota Malang sekitar pukul 9 pagi.

Perjalanan tersebut memakan waktu yang cukup melelahkan. Sepanjang perjalanan hanya terduduk di atas sepeda mesin beroda 2, sepeda motor. keadaan hari itu tidak cerah dan tidak terlalu mendung. Pemandangan kendaraan berlalu - lalang menghiasi perjalanan kami di pagi menjelang siang itu. Saat memasuki suatu kota. Tiba - tiba salah satu motor teman kami bannya bocor. Akhirnya kami menunggu di pinggir jalan. Namun, tak disangka- sangka gerimis datang mnetes hingga hujan deras datang mengguyur kami semua. Terpaksa kami beranjak pergi dan mencari tempat berteduh. Di teras pertokoan. Setelah teman kami selesai dengan motornya. Kami melanjutkan perjalanan menuju Malang. Bersama hujan yang senantiasa membasahi perjalanan kami.

Di sana kami tidak langsung menuju Panderman. Tetapi berlabuh sejenak di rumah penyanyi kami, Bastian. Di sana kami melepas segala kelelahan yang telah didapat selama perjalanan. Kami segera membenahi pakaian dan tidur menuju kamar masing -masing untuk tidur dan terlelap. (kamar Cewek dan Cowok terpisah). Selepas itu kami mengguyur badan kami dengan air Malang yang dingin dan menyegarkan. Saat memasuki ruang makan. Telah tersedia makanan di atas meja yang telah disiapkan oleh orang tua Bastian.

Kami menghabiskan waktu di rumah tersebut hingga pukul 9 malam. Setelah packing dan bersiap - siap serta pamit kepada orang tua Bastian dengan tidak lupa berterima kasih, kami berangkat menuju Panderman jam 9 malam. Naik motor. Meski gelap, kami tetap melanjutkan perjalanan ini, dengan gemerlap lampu yang menerangi perjalanan hingga menuju lokasi. Entah sudah berapa puluh menit berlalu, kami sampai di sebuah jalan yang menanjak cukup tajam. Dengan kekuatan sang motor, kami menanjaki jalan tersebut. Banyak yang berhasil. tapi 4 motor termasuk motor yang ku naiki tidak kuat membawa 2 orang sehingga serasa motornya mundur lagi dan kami hampir terjatuh.Dan akhirnya 3 orang yang terbonceng yaitu Palupi, Ruri, Adit dan aku sendiri turun dari motor dan berjalan ke atas. Rasanya wow sekali berjalan menanjak.

Tak lama kemudian ada sedikit masalah. Ruri, dia tidak kuat. Karena dia punya suatu penyakit. Tapi, untungnya pada saat itu datang Yusvian kalau nggak salah menjemput kami. Dan kami sarankan Ruri aja yang ke atas duluan. Berturut - turut hingga akhirnya aku yang terakhir naik :D. ku lanjutkan jalanku dan tidak lama Dhana datang menjemput. dan akhirnya kami sudah berada di atas, berhenti di suatu rumah. Rumah tersebut merupakan rumah untuk penitipan motor siapa saja yang akan naik menuju puncak Panderman.

Setelah menitipkan motor kepada bapak tua yang baik hati. Kami bersiap berbaris di jalan untuk menuju ke atas. Kami berdo'a telebih dahulu. Selesai berdo'a kami mulai berjalan ke atas dengan Yusvian yang memimpin di depan dan Akhmad yang mobile dari depan ke belakang. Beberapa menit telah kami lewati. Salah satu teman kami merasa kecapekan, Risky (Pepy). mungkin karena badannya yang gede, jadi dia merasakan lelah di lututnya. Kami berhenti sejenak. Setelah dirasa cukup dan dia sanggup melanjutkan perjalanan, kami berjalan kembali menuju ke atas.

Sebelah kiri ada tebing, dan sebelah kanan ada jurang. Pandangan sangat gelap apabila tak ada lampu senter yang menerangi. Hanya jalan selebar 1 orang yang kami jejaki. Meski sering berhenti untuk beristirahat sejenak, kami tetap bersemangat menuju ke atas. Hingga ada teman kami cewek, Aslikha. Digendong naik ke atas karena dia sudah merasa pusing dan tidak sanggup lagi melangkah. Dengan segenap perjuangan yang tersisa kami akhirnya sampai. Tapi belum ke puncaknya. Masih di Ground C karena beberapa teman kami yang cewek terutama Aslikha tidak sanggup lagi melangkah ke atas. Akhirnya kami memutuskan untuk membangun tenda di sana.

Tenda cewek kami dirikan pertama kali dan mereka segera menempati untuk tidur setelah berdiri tegak. Nah, hal yang lucu adalah saat pembangunan tenda cowok. Kami bekerja sama membangun tenda. Setelah tenda berdiri beberapa orang mulai masuk untuk tidur dan dalam sekejap tenda sudah penuh dengan mereka yang kelelahan. Beberapa orang masih di luar termasuk aku karena tenda sudah tidak muat. akhirnya kami menggelar tikar di tanah yang tidak bisa dibilang hangat. Dan anehnya, orang - orang yang berada di luar adalah mereka - mereka para pembangun tenda :D . Dengan beralaskan tikar dan beratapkan langit, kami mulai tertidur dengan pulas sambil berpelukan karena dinginnya hawa malam itu. Sekitar jam tiga pagi kami terbangun. Dan kalian tahu apa yang kami rasakan ?. Mati Rasa :D. Kaki kami serasa hilang.

Untuk mengembalikan rasa hangat, kami berolahraga sejenak dan menari kocak dengan alunan musik Band Tipe-X dari Wahyu. Badan sudah mulai hangat meskipun dingin masih sedikit menusuk. Pagi itu kami menyalakan kompor hendak memasak Mie Goreng sambil melihat Sunrise. Tapi apa yang terjadi ? kami lupa membawa 'Panci'. Tidak jadi deh Mie Gorengnya. Daripada kompornya nganggur, kompornya kami gunakan untuk menghangatkan diri :D. Sarapannya jadi hanya pakai cemilang dan mie yang nggak jadi dimasak :D.

Di sana tidak lupa kami berfoto ria menikmati indahnya alam sekitar. Setelah dirasa cukup menghabiskan waktu di sana, kami berkemas untuk kembali pulang menuju Surabaya. Dalam perjalanan turun, pemandangan sekitar sangat indah sekali. Berbeda dengan pemandangan malam hari yang sedikit menakutkan. Saat ku melihat ke kejauhan, tampak pegunungan yang bagian bawahnya dipenuhi banyak sekali awan putih. Tampak seperti pulau yang sedang melayang di langit. Udara begitu segar. Pepohonan begitu hijau.

Kami bersama - sama menuruni bukit dan tidak lupa berfoto -foto dengan background yang begitu indah. Tidak lama kemudian, sampailah kami di bawah. Di rumah tempat kami memarkir motor tadi. Istirahat sejenak kami lakukan di sana. Melepas dahaga. Sedikit ngemil juga, sambil menuggu bapak penunggu rumah. Setelah bapak penjaga rumah datang, kami mulai berkemas dan membayar biaya penitipan motor tersebut. selepas itu, kami menuruni turunan jalan yang cukup tajam. Dengan berhati - hati, sampailah kami di jalan mendatar. Kami terus melaju menuju jalan Raya. sesampainya di jalan raya, kami berpisah menuju rumah tujuan masing - masing yang ada di lain kota.

Meski lelah mendekap setelah pendakian yang lumayan hebat. Kegembiraan terlukis di wajah kami masing - masing. Rasa kekeluargaan aku rasakan selama petualangan Panderman ini. Semoga ikatan ini tidak akan pernah pudar oleh apapun dan akan tetap terikat selamanya. ^_^

0 komentar:

Posting Komentar