Di Balik Pintu

          Aku mendengar suara aneh dari dalam kamarku. Krit!! Krit!! Krit!!. Suara yang begitu asing bagiku. Kulangkahkan kakiku menaiki tangga. Setapak demi setapak. Dengan penuh tanya aku terus melangkah menuju kamarku di lantai 2 itu. Sedikit dihantui rasa takut, sih. Tapi tetap ku coba untuk menuju kamarku. Sampai di sana. Di depan pintu kayu kamarku. Kubuka pelan - pelan. Ku tengok ke dalam. Tak ada siapa - siapa. Ku tutup kembali. Blam !!.

          Sejenak aku berpaling hendak kembali ke meja makan. Kudengar kembali suara itu. Krit!! Krit!!. Suaranya seperti deritan kursi. Aku kembali. Berencana membuka pintu itu lagi. Kubuka pelan - pelan. Dan kutemui tak ada siapapun juga di dalam kamarku. Aku mulai takut. Tiba - tiba aku merasakan dingin dari belakang. Bulu kudukku berdiri. Sebuah tangan dengan hawa yang dingin menyentuh bahu kananku. Aku ketakutan. Seperti mematung di tempat itu. Ya, tepat di depan kamarku. Ingin ku menoleh ke belakang namun tak bisa. Ingin ku menjerit, namun pita suaraku seperti tercekik tak dapat mengeluarkan suara.

          Tiba - tiba suara seseorang memanggilku. Memanggil namaku. Roy!! Roy!!. Begitu berulang kali. Aku ingin mencari di mana asal suara itu. Namun aku tak bisa bergerak. Tapi kemudian aku merasa tubuhku berguncang. Seperti diguncang oleh sesuatu. Semakin kencang. Kencang. Kencang.

          "ROY !! ROY !! Kau kenapa ?!". Sebuah suara bernada tinggi melontar ke arahku. Aku terbangun di atas kasurku yang acakan - acakan. Tubuhku penuh dengan keringat dingi. Wajahku pucat.

          "Aku bermimpi buruk." Begitu aku menjawabnya. Kepada temanku yang bertanya tadi. Donny.

          "Mimpi Buruk ? Tidak biasanya. Apakah kau sedang ada masalah ?." Donny bertanya padaku.
 
          "Tidak juga." Sambil ku mengelap keringatku. "Baru - baru ini aku terpilih menjadi salah satu jajaran ketua di salah satu organisasi yang aku ikuti. Aku takut akan apa yang ku lakukan ke depannya. Padahal pengalamanku masih kurang." Begitulah jawabanku.

           "Tak perlu takut." Donny tersenyum."Mungkin mimpimu tadi adalah pesan untukkmu."

           "Pesan ?"

           "Benar." Donny menjawab. "Ada yang pernah bilang kepadaku seperti ini :
'Saat kau terpilih mencapai suatu puncak, kau akan menemui sebuah pintu misterius. Di balik pintu itu kau tak tau apa yang ada di dalamnya. Atau mungkin kau tak menemukan apa - apa setelah membukanya. Namun seiring kau menempati dan mengatur apa yang ada di balik pintu itu, kau akan tahu kenapa kau yang terpilih menduduki puncak itu'
           Ya, kurang lebih seperti itu."

            "Dan apa itu maksudnya ?" Aku bertanya karena masih belum paham.

            "Maksudnya adalah pilihan yang kau jalani itulah yang memilihmu menjadi yang terpilih. Maka dari itu, jangan takut mengenai apa yang akan kau lakukan nantinya. Jalani saja apa yang harus kau jalani. Dan lakukan yang harus kau lakukan. Tak perlu mempedulikan mata yang ada di belakangmu, kau adalah kau. Lakukan semua itu selama kau anggap itu perlu."

            "Penjelasanmu malah rumit. -_- . tapi aku mengerti maksudnya secara garis besar. Terima kasih atas sarannya."

             "Ya, sama - sama. Itulah gunanya teman."

             Saran Donny sangat membantu. Semenjak hari itu aku tak pernah bermimpi itu lagi dan perjalananku setiap hari jadi semakin lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar