Selasa, 08 April 2014

Hujan Sore Hari

Butiran kristal berkumpul bersama mendung yang bergulung - gulung. Mencair.dan meneteskan butiran yang membasahi pundakku. Sore ini, engkau pun turun lagi. Wahai hujan.
Pesanmu, lewat tetes airmu mengalir di sela tepi dedaunan. Merambat turun lewat tembok rumahku, menetes juga dari genting atapku, dan menggenang di halaman rumahku. Awanmu menderu ungu di angkasa sana. Anginmu menggebu bersama dinginnya hawa sore hari.
Hujan.
Kau biarkan airmu membasahi mereka yang kering. Mengaliri mereka yang gersang. Membangunkan mereka yang murung. Melepaskan dahaga yang menggerogoti relung - relung jalanan. Namun, apa yang telah kau dapat dari semua itu ? Tak ada. Mungkin hanya senyuman. Tau mungkin justru malah celaan yang tak henti - hentinya dilemparkan padamu. Karena tetesanmu meruntuhkan semua rencana mereka. Kesenangan mereka. Kepentingan mereka. Atau bahkan harapan mereka.
Hujan.
Gemuruhmu adalah ketegaranmu. Dengan beribu hujaman, kau tetap tak kenal lelah mengirimkan rezeki. Menyampaikan pesan dari Tuhan. Menggenangkan tiap kata dalam rintik - rintik. Menggoreskan kalimat tiap luapan. Dang mengingatkan tiap kilatan.

0 komentar:

Posting Komentar